Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Masalah perdagangan orang di kawasan Asia Tenggara semakin marak.
Pada 5 Mei otoritas Filipina berhasil menyelamatkan 1048 orang dari 10 negara korban perdagangan orang yang terjebak dalam online scam.
Dari jumlah tersebut 143 diantaranya adalah dari Indonesia.
Terkait hal tersebut Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Khourn meminta agar negara-negara ASEAN bergerak bersama-sama menghadapi permasalahan tersebut.
“Jadi saya pikir penting bahwa ASEAN menangkal isu ini secara kolektif ketimbang individu, tetapi bekerja bersama untuk menangani isu ini sebagai kawasan,” kata dia usai mengikuti sidang ASCC di Kawasan Nusa Dua Bali, Senin, (8/5/2023).
Baca juga: Indonesia dan ASEAN Perlu Hati-hati Sikapi Gagasan Global Security Initiative oleh China
Ia meminta Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN, agar memimpin koordinasi dan kerjasama dalam menangani permasalahan tersebut.
“Saya pikir ini adalah concern dan kepentingan ASEAN agar Indonesia memimpin tahun ini untuk bekerja secara erat dengan negara-negara anggota ASEAN untuk melawan segala bentuk perdagangan orang, dengan cara kerja sama,” katanya.
ASEAN kata Kao akan menggunakan mekanisme yang ada dalam menghadapi masalah perdagangan orang. Ia percaya ASEAN mampu menghadapi kejahatan transnasional.
Terkait kemungkinan siapa otak dibalik perdagangan orang yang kian marak tersebut, Kao tidak menjawabnya. Menurut dia siapapun pelakunya harus ditindak. Selain itu yang tidak kalah penting adalah penanganan para korban.
“Saya pikir ini bukan tentang mastermind saja, tak hanya tentang mereka yang melanggar hukum, tapi juga korban-korban perdagangan orang di segala bentuk, termasuk korban-korban melalui teknologi, seperti online scam,” pungkasnya.