Menteri Komdigi Meutya Hafid Cerita 3 Kali Dipanggil Presiden Prabowo Untuk Bereskan Judi Online
Menteri Komdigi eutya Hafid, mengungkap sudah tiga kali dipanggil Presiden RI Prabowo Subianto untuk membereskan masalah judi online
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkap sudah tiga kali dipanggil Presiden RI Prabowo Subianto untuk membereskan masalah judi online (judol) di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Meutya dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024).
"Arahan kami dari presiden secara konsisten dan berulang kali memang fokusnya kepada judi online. Dari pertama kami dipanggil, kedua kali, ketiga kali, beliau mengulang terhadap judi online," kata Meutya.
Tak hanya dia, kata Meutya, Presiden Prabowo juga sudah meminta beberapa kali kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menuntaskan masalah judi online.
Lebih lanjut, Meutya menambahkan pihaknya juga sudah sempat berkoordinasi dengan Kapolri sebelum adanya penangkapan pegawai Kementerian Komdigi terkait kasus judi online.
Baca juga: Terungkap Peran Vital Tiga Tersangka Oknum Komdigi, Dapat Setoran Uang Setiap Dua Minggu
"Sebelum kejadian juga sudah ada pertemuan sebelumnya pada dasarnya kami tidak tahu persis yang ada adalah komitmen sejak awal, jadi ketika hari itu, kami sama kagetnya, meskipun dengan Kapolri sudah ada pembicaraan awal. Tapi pada dasarnya ini kami lakukan bersama sama dan tentu doa dan dukungan dari jutaan masyarakat menjadi modal utama," ungkapnya.
Di sisi lain, Meutya mengaku gugup pertama kali diminta Prabowo untuk menyelesaikan masalah judi online.
Namun belakangan, dirinya baru bersemangat setelah didukung banyak pihak.
Baca juga: Kementerian Komdigi Bakal Patroli Siber Perangi Hoaks dan Ujaran Kebencian Selama Pilkada 2024
"Waktu presiden menyampaikan arahan pertama kali deg-degan sih ada bapak ibu. Waktu itu belum ada dukungan yang begitu besar. Jadi waktu disampaikan arahan pertama saya juga tidak tahu apakah ini didukung secara luas atau tidak. Tapi Alhamdulillah didukung," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.