Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amir terakhir organisasi terlarang Jamaah Islamiyah (JI) Para Wijayanto membeberkan 42 alasan Syar'i pembubaran JI kepada alumni akademi militer Afganistan dan Moro Filipina di sebuah hotel di kawasan Depok Jawa Barat pada Minggu (3/11/2024).
Ia memaparkannya dalam acara Dialog Kebagsaan bertajuk "Dengan Ilmu Syar'i Kita Kembali ke Pangkuan NKRI" yang berlangsung sejak pagi dan masih berlangsung hingga siang harinya.
Informasi dihimpun, peserta acara tersebut mencapai 120 orang.
Selain Para, hadir pula pendiri JI Abu Rusydan sebagai narasumber dalam acara tersebut.
Di meja-meja peserta juga tampak sebuah naskah berjudul At Tatharuf (Ekstremisme, Terorisme, Radikalisme, dan Kekerasan).
Di sela-sela acara, Para menjelaskan momen tersebut adalah kesempatan pertama kalinya ia dapat menjelaskan 42 alasan tersebut.
Ia menjelaskan, rencananya 42 alasan tersebut hendak dipresentasikan pada saat deklarasi pembubaran JI di Bogor 30 Juni 2024 lalu.
Namun, lanjutnya, karena keterbatasan waktu sehingga saat itu hanya dibagikan dalam bentuk flashdisk tanpa penjelasan.
Namun, ungkapnya, pada intinya 42 alasan itu dibuat untuk meyakinkan semua anggota JI yang hadir pada saat deklarasi pembubaran bahwa keputusan pembubaran tersebut memiliki dasar yang kuat dari sisi hukum maupun dari sisi siyasah syar'iyah.
"Ini baru pertama kali kita sampaikan pada eks JI kita mulai dari yang paretonya istilahnya, karena ini paling menentukan kan, militer dan ustaz gabungannya dari alumni Afghan dan alumni Moro. Ini menentukan, kalau mereka bisa terima dengan baik, inysa Allah yang lain juga bisa terima," ujar Para.
Para juga menceritakan bagaimana proses lahirnya 42 alasan pembubaran JI tersebut.
Sebenarnya, kata dia, cikal bakal proses perubahan pemikiran di internal JI telah berlangsung sejak lama.
Sehingga, ungkap dia, bahan-bahan terkait 42 alasan pembubaran JI tersebut sudah ada di dalam kepalanya sejak lama.