Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Try Sutrisno mengatakan seluruh elemen bangsa termasuk para pemimpin negara untuk dapat kembali meluruskan sistem yang ditanamkan bangsa Indonesia yakni berdasar Pancasila.
Pernyataan tersebut diutarakan Try Sutrisno, karena ia menilai saat ini bangsa Indonesia malah menganut sistem yang digunakan negara-negara liberal.
"Dimana bila perlu kita sempurnakan dan kita perkuat sisi lemahnya dan sistem asli Indonesia tersebut, bukan malah meniru dan menjiplak total sistem bernegara yang diterapkan negara-negara liberal seperti saat ini, karena kita sudah memiliki sistem tersendiri yang bersumber pada mutiara Pancasila," kata Try dalam acara Silaturahmi Kebangsaan yang disiarkan secara daring dari YouTube DPD RI, Selasa (23/5/2023).
Atas hal itu, Try Sutrisno mendorong kepada seluruh pemimpin bangsa termasuk Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk dapat mengedepankan sistem asli Indonesia yakni Pancasila.
Kata dia, kondisi itu penting untuk memperbaiki Indonesia dengan cara kembali kepada Pancasila sebagai sistem bernegara yang telah dirumuskan para pendiri bangsa.
Baca juga: Try Sutrisno Khawatir Pemahaman Anak Muda Indonesia Soal Pancasila Mulai Bergeser
"Terus dorong dan upayakan terwujudnya konsensus nasional semua elemen bangsa untuk secara sadar memberikan sumbangsih untuk Indonesia agar dapat mewujudkan cita-citanya menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan cara kembali kepada apa yang telah dirumuskan oleh pendiri bangsa," tukas dia.
Try Sutrisno pun dalam kesempatan tersebut menyampaikan kekhawatirannya terkait pemahaman anak muda terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Kata Try, berdasarkan hasil survei yang dihimpunnya, terdapat lebih dari 80 persen siswa sekolah menengah yang menilai kalau Pancasila bukan lagi ideologi yang permanen.
"Kita harus waspada terhadap fakta hasil survei terbaru yang menyatakan bahwa 83 persen siswa SMA menganggap bahwa Pancasila bukan ideologi permanen sehingga bisa diganti," katanya.
Baca juga: Try Sutrisno Pertanyakan Hak Anak Cucu PKI yang Harus Dipenuhi dalam Inpres Nomor 2 Tahun 2023
Menurut Try, seluruh elemen bangsa termasuk para petinggi negara harus mewaspadai hal tersebut.
Dirinya bahkan merasa heran, kenapa anak muda Indonesia memiliki pemahaman terkait ideologi bangsa yang seperti demikian.
"Kita harus waspada saudara-saudara mengapa anak-anak kita ini bisa sampai demikian," ucap dia.
Atas hal itu, Try Sutrisno menilik kembali soal pemberian pemahaman melalui Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) di masa Orde Baru.
Baca juga: Try Sutrisno Ungkap Tiga Kriteria Cawapres Ideal Pemilu 2024
Menurut dia, dengan adanya penggemblengan oleh lembaga BP7 menjadi bangsa Indonesia memahami terkait Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Karena selama reformasi hampir 20 tahun ini tata cara metode penggemblengan bangsa ini sudah dihancurkan sebab kalau dulu ada penataran ada namanya lembaga BP7 tapi sekarang tidak ada," ucap dia.
Try merasa khawatir karena menurut dia para pelajar saat ini merupakan para calon penerus bangsa mendatang.
Indonesia akan dinilai gagal, jika mendatang, para penerus bangsa tidak mengenal falsafah bangsa sendiri.
"Ini bukan main-main, karena para pelajar tersebut adalah para penerus generasi bangsa pemegang tongkat estafet di masa depan apa jadinya Indonesia bila generasi mudanya tidak mengenal falsafah bangsanya sendiri," tukas dia.