Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi saat menaiki kapal laut atau sejenisnya.
Terkadang, berbagai kemungkinan tidak terduga bisa saja terjadi, salah satunya seperti kapal yang tenggelam.
Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika tenggelam di laut.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Emergensi Rawat dan Inap Anak (ERIA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR dr Ririe Fachrina Malisie SpA(K).
Baca juga: Speedboat Tenggelam di Perairan Seram Bagian Timur Maluku, 5 Penumpang Hilang
Pertama, jangan panik dan takut
"Kalau namanya di laut, tenggelam di kapal, itu namanya musibah ya. Tapi percayalah, tidak segampang itu tenggelam di laut," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Ini berpatokan pada hukum Archimedes yang menyatakan bahwa setiap benda yang sebagian atau seluruhnya terendam dalam zat cair, mempunyai gaya apung.
"Karena hukum Archimedes tadi. Sepanjang bergerak kaki, bisa mengapung," katanya lagi.
Hanya saja, air laut masuk ke dalam kategori air dingin karena suhunya berada di bawah 20 derajat.
Lama kelamaan, tanpa pegangan agar bisa mengapung, kaki bisa kedinginan dan kram sehingga, dibutuhkan cara kedua yaitu mencari benda yang bisa mengapung.
Di antaranya seperti jaket atau pelampung yang memang tersedia di kapal.
Ketiga, jika tidak menemukan jaket pelampung, carilah tempat atau benda terdekat yang bisa dijadikan sandaran untuk mengapung.
"Tidak segampang itu tenggelam di air laut. Tidak usah takut, kejadian cuma 10 persen. Itu pun karena sempat terhirup atau berada di bawah," pungkasnya.