Disamping meningkatnya krisis pangan akibat konflik dan perang.
Serta perubahan iklim, dan dampak ekonomi sosial dari pandemi COVID-19.
Baca juga: 30 Link Twibbon Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023, Diperingati Setiap 31 Mei
Hasil pengamatan WHO terkait dampak dari penanaman tembakau, yakni:
1. Sekitar 3,5 juta hektar lahan di seluruh dunia dikonversi untuk penanaman tembakau setiap tahun.
Menanam tembakau juga berkontribusi terhadap deforestasi seluas 200.000 hektar per tahun.
2. Penanaman tembakau bersifat intensif sumber daya.
Dalam proses penanamannya membutuhkan penggunaan pestisida dan pupuk dalam jumlah besar.
Hal itu juga berkontribusi terhadap degradasi tanah.
4. Lahan yang digunakan untuk menanam tembakau memiliki kapasitas yang lebih rendah untuk menanam tanaman lain.
Seperti tanaman pangan, karena tembakau mengurangi kesuburan tanah.
5. Dibandingkan kegiatan pertanian lainnya seperti penanaman jagung danĀ beternak, pertanian tembakau memiliki dampak yang jauh lebih merusak ekosistem.
Karena lahan pertanian tembakau lebih rentan terhadap penggurunan.
6. Keuntungan dari penanaman tembakau secara komersial tidak dapat mengimbangi kerusakan yang terjadi.
Terutama produksi pangan di negara berpenghasilan rendah dan menengah.