News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenkes: Virus Oz Dapat Sebabkan Radang Otak, Pneumonia, hingga Kematian

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mewaspadai virus Oz yang dilaporkan merenggut nyawa seorang warga Jepang baru-baru ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Maxi Rein Rondonuwu memastikan, sampai saat ini di Indonesia belum ditemukan virus Oz.

"Di Indonesia belum ditemukan," ujar Dr Maxi kepada wartawan, Senin (26/6/2023).

Lalu bagaimana akibatnya jika terkena virus Oz?

Maxi menyebut, pada manusia, Thogotovirus telah menyebabkan ensefalitis atau radang otak, penyakit demam, pneumonia, hingga kematian.

Baca juga: Indonesia Resmi Masuk Endemi, Kemenkes Sebut Teknis Pengobatan Covid-19 Berbayar Masih Dibahas

Namun sampai kini cara penularan ke manusia belum diketahui dengan pasti.

"Kemungkinannya tertular dari gigitan kutu yang membawa virus Oz," terang dia.

Ia memaparkan, virus Oz adalah anggota baru dari genus Thogotovirus.

Virus ini pertama kali diisolasi dari kumpulan 3 nimfa kutu Amblyomma testudinarium yang dikumpulkan di Prefektur Ehime, Jepang pada tahun 2018.

Baca juga: Waspada DBD saat El Nino, Ketahui Gejala Infeksi dan Cara Pencegahanya Menurut Kemenkes

Virus ini bersifat zoonosis atau ditularkan melalui hewan (satwa liar seperti monyet, rusa, tikus) ke manusia.

Institut Nasional Penyakit Menular Tokyo menginformasikan antibodi terhadap virus Oz ditemukan pada monyet liar, babi hutan dan rusa yang berhabitat di prefektur Chiba, Tokyo, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita.

Selain itu, dua pemburu di Yamaguchi juga dilaporkan positif antibodi.

"Secara demografis, Thogotovirus juga sudah menyebar di banyak wilayah di dunia," ungkap dia.

Adapun tindakan Mitigasi yang dapat dilakukan adalah edukasi ke peternak tentang sanitasi yang baik di peternakan, mengenakan pakaian lengan dan celana panjang saat pergi ke daerah berumput/semak-semak, dan menggunakan lotion anti serangga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini