Begitu juga ketika dia hendak mengadukan nasib kepada pihak agensi. Namun, berulang kali ditelepon, pihak agensi katanya tidak bisa dihubungi.
"Saya telepon orang kantor, tapi tidak ada respon," imbuhnya.
Lantaran tidak tahan dengan perlakuan sang majikan, Sri Muliemi akhirnya memberanikan diri untuk melarikan diri.
Upayanya untuk kabur dari rumah majikan pun sukses terlaksana. Da kemudian menghubungi pihak agensi untuk menolongnya.
Permintaan Sri Muliemi dijawab pihak agensi. Namun pihak agensi justru datang bersama dengan majikan dan membawanya pulang kembali ke rumah.
Baca juga: Polda Aceh Ungkap Kasus Perdagangan Orang Bermodus Prostitusi
"Akhirnya kita tidak tahan bekerja di rumahnya, kita memilih untuk keluar dari rumahnya, satu-satunya jalan agar kita bisa pulang ke kantor," ungkap Sri Muliemi.
"Pas kita sampai di luar (rumah), kita telepon orang kantor suruh ngambil kita di jalan, pas dia (orang kantor) datang, dia datang sama-sama majikan, terus kita dibawa ke rumah majikan," tambahnya.
Benar saja, sesampainya di rumah, Sri Muliemi akhirnya jadi bulan-bulanan sang majikan.
Dirinya dipukuli hingga babak belur.
Selain itu, dirinya juga dicambuk berulang kali hingga sekujur tubuh memar.
"Pas nyampe di rumah majikan kita dipukul sama majikan dan saudara-saudaranya pak, sampai berbekas," ungkap Sri Muliemi.
Baca juga: Perempuan di Banten Menjadi Sasaran Pelaku Perdagangan Orang, Ini 2 Penyebabnya
"Kepala kita dihantam sampai empat kali, sampai mata saya bengkak," ungkapnya sembari menunjukkan memar di mata sebelah kanannya.
"Dan kita dicambuk pakai selang," tambahnya seraya menunjukkan lengan kanannya yang memar bekas dicambuk majikan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) belum dapat dikonfirmasi.