TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum berbicara kemungkinan kembali menjalin silaturahmi politik dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu diungkapkan Anas saat berbincang dengan awak media selepas orasi politik 'Mahkota Hukum Adalah Keadilan' di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Sabtu (15/7/2023).
Awalnya, awak media bertanya kemungkinan Anas kembali bersilaturahmi dengan SBY selepas keluar dari penjara.
Anas pun menjawab saat ini dirinya hanya berencana untuk makan bakso terlebih dahulu.
"Saya sama Pak Pasek sedang merencanakan makan bakso Sukowati. Yang penting makan bakso Sukowati dulu nanti nostalgia nikmatnya bakso Sukowati," kata Anas diiringi tawa sejumlah kader PKN yang turut mendampingi.
Anas pun menuturkan bahwa silaturahmi politik merupakan sesuatu yang baik.
Akan tetapi, Eks Ketua Umum Partai Demokrat itu pun menyatakan bahwa silaturahmi politik tidak boleh dipaksakan.
"Jadi silaturahim itu sesuatu yang baik. Tetapi silaturahim itu juga tidak harus dipaksakan, silaturahim itu hal yang baik tapi itu juga tidak bisa dipaksakan waktunya tempatnya kan begitu ya," jelasnya.
BERITA REKOMENDASISaya sama Pak Pasek sedang merencanakan makan bakso Sukowati. Yang penting makan bakso Sukowati dulu nanti nostalgia nikmatnya bakso Sukowati
Anas pun menyatakan bahwa yang terpenting bahwa bangsa Indonesia harus memiliki masa depan yang lebih baik.
"Yang penting adalah lihat masa depan yang lebih baik," pungkasnya.
Anas Sempat Berbicara Kedzaliman Hukum saat Orasi di Monas
Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum melakukan pidato politik di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Sabtu (15/7/2023). Saat itu, Ia pun menyinggung kedzaliman hukum yang terjadi kepada dirinya.
Anas yang juga Eks Ketua Umum Partai Demokrat itu meminta pihak yang melakukan kedzaliman hukum untuk dihentikan. Kasus yang menimpanya tidak boleh terjadi kepada anak bangsa lainnya.
"Saya ingin mengirim pesan bagi yang pernah malakukan kedzaliman hukum tolong itu dihentikan. Jangan diulangi lagi boleh tejadi pada Anas tapi tidak boleh terjadi pada anak-anak bangsa lain. Agar menjadi pelajaran bagi Indonesia bangsa ini. Pelajaran bagi masa depan kita semua," kata Anas dalam orasi politiknya di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Sabtu (15/7/2023).
Anas pun menyebutkan bahwa kasus korupsi yang menimpanya dianggap sebagai kedzaliman dan pesekusi hukum. Dia pun mengaku tidak masalah dengan apa yang telah menimpanya.
"Harus ada hikmah yang dipetik bangsa ini bahwa tidak boleh terjadi lagi pada anak bangsa indonesia apapun agamanya apapun suku apapun ras apapun partainya apapun warna kulitanya apapun orientasi politiknya," jelasnya.
Baca juga: Anas Urbaningrum Bicara Come Back ke Politik Tepat di Hari Ulang Tahun
Lebih lanjut, Anas menuturkan bahwa semua orang sama di mata hukum. Sebaliknya, tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada yang lebih rendah dalam hukum.
"Posisinya setara posisinya egaliter. Tidak ada yang istimewa karena semua istimewa di depan merah putih, Indonesia, masa depan lebih baik," tukasnya.