News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Munaslub PKN

10 Poin Pernyataan Anas Urbaningrum di Munaslub, Bicara Komitmen PKN hingga Alasan Tak Bisa Nyaleg

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum. Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, menyampaikan sejumlah pernyataan saat penutupan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) PKN di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, menyampaikan sejumlah pernyataan saat penutupan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) PKN di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Anas mengingatkan kadernya untuk senantiasa bersyukur.

Sebab, PKN sudah melangsungkan Munaslub 2023 kali ini.

Anas juga berpesan kepada para kader agar terus meningkatkan kesadaran untuk membangkitkan PKN.

"Pertama kita mengucapkan rasa syukur yang tulus, ikhlas yang sungguh sungguh."

"Syukur karena cara dan kegiatan kita berjalan dengan baik, semata-mata karena komitmen dan kesadaran kita, bahwa Partai Kebangkitan Nusantara harus terus menerus dihidupkan, dibangkit-bangkitkan, dan ditinggikan masa depannya," ungkap Anas dalam tayangan video di kanal YouTube Tribunnews, Sabtu malam.

"Karena komitmen itulah maka kegiatan yang berlangsung 2 hari ini berjalan dengan baik," lanjutnya.

Baca juga: Jadi Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum Pidato di Monas hingga Tanggapi Kemungkinan Silaturahmi ke SBY

Anas menilai, hal tersebut adalah modal awal bagi PKN untuk terus membina secara internal.

"Dan kemudian dengan membina, membangun, menata drinya secara internal itu, maka punya daya energi kuat untuk melangkah dengan kecepatan tinggi, menatap masa depan politik yang penuh tantangan tahun depan," ungkap Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Poin Pernyataan Anas Urbaningrum

1. Sebut Sejarah adalah Pembelajaran

Pada momen Munaslub PKN, Anas menilai sejarah merupakan bagian pembelajaran hidup baginya.

Apalagi hal-hal yang dijalaninya selama ini, disebut sebagai sejarah atau pembelajaran.

"Kedua, saya terima kasih saya mendapatkan kuliah sejarah yang lengkap dari Ketua Majelis Agung, bagian yang agung-agunglah sejarah ini, karena sejarah adalah pelajaran."

"Sejarah adalah cermin hikmah dan sejarah adalah butiran-butiran nilai yang bisa kita petik dan nilai-nilai itu kita olah, kita transformasikan sesuai dengan tantangan baru hari ini, bahkan tantangan yang ita ramalkan muncul di masa depan."

"Itulah fungsi kita belajar dari sejarah. Sejarah adalah pelajaran dan hikmah. Masa depan adalah tantangan yang dengan keyakinan mesti kita wujudkan," jelas Anas.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, menyampaikan pidato politik saat Musnalub di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (15/7/2023). (Tangkap layar kanal YouTube Tribunnews)

2. Singgung soal Komitmen PKN sebagai Partai Baru

Dalam kesempatan yang sama, Anas sempat membicarakan soal PKN sebagai partai baru di Indonesia.

Menurutnya, PKN sebagai partai baru harus membawa sebuah kebaruan.

"'Apa yang kita bayangkan tentang partai ini? Partai kita, PKN, sebagai partai baru harus membawa kebaruan'," katanya.

"Partai baru wajib membawa kebaruan, kebaruannya apa? kebaruannya adalah komitmen yang sungguh-sungguh dan sejati tentang Indonesia yang berbasis prinsip Nusantara itu."

"Yang baru dari PKN adalah penegasan setegas-tegasnya, sejelas-jelasnya, bahwa kita harus bersikap dan memberlakukan Indonesia ini dalam posisi yang terhormat, sebagaimana yang telah dirancang dan dicita-citakan oleh para pendahulu," lanjut Anas.

3. Sebut PKN Tidak Eksklusif

Lebih lanjut, Anas mengatakan, bahwa prinsip PKN bukanlan organisasi yang berbasis kepentingan pribadi, bukan kepentingan keluarga atau berorientasi family.

Melainkan PKN harus ditata berdasarkan prinsip organisasi modern.

"Partai bukan properti pribadi, partai bukan properti family, partai bukan kepunyaan keluarga, kalau mau disebut keluarga partai harus mempunyai keluarga besar seluruh bangsa Indonesia," ungkap Anas.

"Dengan prinsip seperti itu, maka PKN tidak eksklusif, PKN akan menjadi partai yang terbuka, partai yang mengundang siapa saja, tenaga terbaik, tenaga politik terbaik yang berkomitmen bekerja untuk masa depan bangsa, bisa bergabung dengan partai kita PKN," imbuhnya.

Selain, itu juga tidak melihat golongannya apa, agamanya apa, silsilahnya seperti apa, daerahnya mana, warna kulitnya apa, rambutnya keriting atau lurus.

Menurut Anas, PKN, partai yang terbuka.

"Jika bisa kita kerjakan bersama, insyaAllah partai kita akan menjadi magnet bagi hadirnya siapa saja," terang Anas.

4. Minta Kader Tak Mempermasalahkan jika Ada Kader Baru

Selain itu, Anas juga menyinggung terkait kader baru.

Anas mewanti-wanti kadernya agar menghormati kader lainnya, apalagi jika ada kader yang baru bergabung.

Sebab, menurutnya, hadirnya kader baru dapat memperkuat barisan perjuangan partai.

"Jika hadir kader baru, jangan pernah merasa terancam. Bahwa hadirnya kader baru bukan ancaman kader lama, hadirnya kader baru untuk memperkuat barisan perjuangan arena tantangan kita berat."

"Tidak bisa tantangan berat itu, bisa kita panggul sendiri," ucapnya.

"Kalau ada partai yang kader lamanya sudah berjuang kemudian merasa terancam dengan kader baru, dijamin partai itu akan menjadi partai yang kerdil," lanjutnya.

Jadi, Anas mengingatkan, agar para kader saling mendukung, topang menopang, dan tidak boleh ada tendensi saling menyisihkan.

Ketua Umum Terpilih Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum memberikan sambutan pada acara pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Jakarta, Jumat (14/7/2023). (Warta Kota/Yulianto)

5. Anas: Partai Harus Dibangun Berdasarkan Meritokrasi

Anas Urbaningrum menegaskan, bahwa partai yang baik adalah dibangun berdasarkan asas meritokrasi.

"Saya ingin mengajak kita untuk mulai menerapkan asas meritokrasi."

"Meritokrasi akan memacu kita untuk bekerja yang terbaik," ucap Anas.

Anas menambahkan, agar para kader lebih mengedepankan hal-hal yang terbukti nyata bagi kemajuan partai, kemajuan masyarakat, bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.

Sebagai informasi, dalam KKBI, meritokrasi adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya.

6. Pesan ke Para Kader: Harus Berjuang Keras

Dalam kesempatan tersebut, Anas juga mengingatkan tugas seorang politisi maupaun kader PKN.

Anas menyebut, bahwa politisi adalah petugas kepentingan publik.

Kemudian, Anas juga menyebut, politisi wajib punya kecakapan untuk merumuskan kepentingan publik dan menerjemahkan kebijakan-kebijakan yang bermanfaat bagi kepentingan banyak orang.

"Kader-kadernya pengurus-pengurus PKN harus mencegah agar Indonesia tidak terjerembab ke dalam lubang involusi demokrasi."

"Kita harus berjuang keras agar Indonesia yang sejak tahun 1998 melakukan reformasi terus maju berkembang dan yang terbangun adalah demokrasi produktif, demokrasi yang berfungsi dengan baik," ungkapnya.

7. Singgung Alasan Tak Bisa Nyaleg

Anas pun menyebut para kader atau yang akan menjadi calon legislatif (caleg) PKB nantinya, adalah kader tangguh.

Lantas, Anas menyinggung soal dirinya yang belum bisa untuk nyaleg.

"(Anda) bagian dari caleg-caleg yang tangguh, saya yang belum bisa nyaleg."

"Karena ada putusan yang putusan yang saya bekum nyaleg, putusan yang dzalim, keputusan yang tidak berdasar, tapi itu tidak apa-apa, itu sudah menjadi bagian dari perjalanan saya, dan ini menjadi perjuangan kita," ucap Anas.

Anas pun berpesan ke kadernya yang nantinya jika menjadi pemimpin negeri agar tidak bersikap zalim.

"Suatu hari PKN dipercaya menjadi pemimpin negeri ini, maka pemimpin yang dihasilkan oleh PKN harus menjauhi sikap dan sifat yang zalim."

"Tidak boleh menggunakan dan memperalat kekausannya dan kewenangannya untuk mencelakai pihak lain, untuk menindas, menyingkirkan pihak lain, untuk memperkusi pihak lain. karena fungsi kekuasan bukan itu, fungsi kekuasan dan kewenangan adalah menggerakan perbaikan," ungkapnya.

Baca juga: Politisi PKN Percaya Diri Anas Urbaningrum Bisa Dongkrak Elektabilitas Partai di Pemilu

8. Anas Urbaningrum: jika Jadi Pemimpin Jangan Pernah Pidato dari Jeddah

Anas juga mengingatkan kepada seluruh kader partainya apabila menjadi seorang pemimpin tak boleh berpidato dari Jeddah, Arab Saudi.

Anas mengatakan, pidato dari Jeddah merupakan bentuk ekspresi kezaliman.

"Jika dipercaya menjadi pemimpin, saya berharap jangan pernah pidato dari Jeddah, misalnya," kata Anas dalam pidatonya.

"Karena itu bukan pidato, itu ekspresi kezaliman, contoh, contoh," ucap Anas lalu disambut riuh suara kader.

Hanya saja, dalam pidatonya Anas tak menjelaskan maksud tak boleh berpidato dari Jeddah.

Selain itu, Anas juga menegaskan menjadi pemimpin haruslah setia dengan tugas yang diembannya.

Anas menuturkan, pemimpin adalah produk dari kompetisi sehingga kalah dan menang merupakan hal yang biasa.

"Kalah menang biasa, tarung keras bahkan kasar boleh, tapi enggak boleh ngamukan apalagi dari belakang, tidak boleh. Harus fair, jujur, kesatria, contoh misalnya ini, contoh nih contoh," imbuhnya.

9. Sebut Politik Tertinggi adalah Kemakmuran Rakyat

Lebih lanjut, Anas mengatakan terkait politik tertinggi yang dinilainya adalah kemakmuran rakyat.

"Politik yang tertinggi, politik yang tertinggi adalah kemakmuran rakyat. Politik yang tertinggi bukan jumlah kursi terbanyak."

"Kalau PKN punya kursi banyak dipercaya rakyat di dalam pemilu, punya kursi banyak, tetapi rakyat tidak makmur, maka PKN menjadi partai yang berdosa."

"Dan itu, namanya dosa politik. Dosa politik hanya bisa dikoreksi dengan permohonan maaf yang sungguh-sungguh kepada rakyat," ucapnya.

Anas pun meyakini, kader PKN akan menjadikan hal tersebut, yakni politik tertinggi adalah kemakmuran rakyat, sebagai pegangan.

Baca juga: Jadi Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum Pidato di Monas hingga Tanggapi Kemungkinan Silaturahmi ke SBY

10. Ajak Kadernya untuk Bersiap Jelang Pemilu 2024

Pada bagian akhir pernyataannya, Anas mengajak kadernya untuk menyiapkan diri menghadapi tahapan pemilihan umum (Pemilu).

Apalagi waktunya yang semakin dekat.

"Itu tantangan yang berat, tapi bagaimana membuat tantangan berat itu bisa kita pikul, atasi, caranya adalah bahwa kita harus punya keyakinan," ucapnya.

Diketahui, Anas Urbaningrum menjadi pengganti Gede Pasek Suardika dalam Munaslub PKN.

Sebelumnya, Pimpinan sidang pleno Munaslub membacakan keputusan partai terkait pengangkatan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PKN.

"Memutuskan dan menetapkan, keputusan Munaslub PKN, ketentuan dan peralihan Ketua Umum PKN," ucap pimpinan sidang.

"Munaslub telah memilih dan menetapkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara periode 2023-2028," sambung pimpinan sidang yang langsung disambut tepuk tangan meriah peserta Munaslub.

Pimpinan pun meminta Anas Urbaningrum naik ke atas panggung untuk menerima kartu tanda anggota (KTA) PKN.

Gede Pasek yang merupakan ketua umum sebelumnya menyerahkan secara simbolis KTA kepada Anas Urbaningrum.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Fersianus Waku, Igman Ibrahim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini