News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alasan Kereta Api Tidak Bisa Rem Mendadak, Begini Sistem Pengeremannya

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecelakaan kereta api dengan truk trailer beberapa waktu yang lalu menimbulkan pertanyaan: mengapa kereta api tidak bisa rem mendadak? Ini jawabannya.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah alasan kereta api tidak bisa melakukan pengereman secara mendadak.

Kecelakaan kereta api dengan truk trailer beberapa waktu yang lalu menimbulkan pertanyaan: mengapa kereta api tidak bisa rem mendadak?

"Kereta api tidak bisa melakukan pengereman secara mendadak, yang disebabkan banyak faktor," tulis postingan Instagram @kai121_, Kamis (20/7/2023).

Berikut adalah faktor yang memengaruhinya:

1. Panjang dan Berat Rangkaian kereta

Hal yang menyebabkan kereta tidak dapat berhenti mendadak adalah karena panjang dan bobot kereta.

Makin panjang dan berat rangkaian KA, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.

Baca juga: Sopir Truk Trailer yang Ditabrak Kereta Api Brantas di Semarang Bantah Kabur: Saya Akui Salah Jalur

Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta, dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaannya.

Dengan kondisi tersebut, maka akan dibutuhkan energi yang besar untuk membuat rangkaian kereta berhenti.

2. Sistem Pengereman

Pengereman yang dipakai pada KA, saat ini menggunakan jenis rem udara.

Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.

Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda.

Friksi ini yang akan membuat kereta berhenti.

Walaupun kereta telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak.

Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar, untuk menghentikan kereta lebih cepat.

Baca juga: Jangan Terobos Palang Perlintasan Saat Sirine Berbunyi, Kereta Butuh 500 Meter untuk Mengerem

Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman.

Faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman, yakni:

1. Kecepatan kereta api (semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman)

2. Kemiringan/lereng (gradient) jalan rel

3. Persentase gaya pengereman

4. Jenis kereta api (kereta penumpang atau barang)

5. Jenis rem (blok komposit/blok besi cor)

6. Kondisi cuaca

Baca juga: KA Brantas Tabrak Truk yang Mogok di Perlintasan, Ini Alasan Kereta Tidak Bisa Rem Mendadak

Bahayanya jika KA Melakukan Pengereman Mendadak

Rem pada rangkaian kereta api bekerja dengan tekanan udara.

Rem pada roda dihubungkan ke piston dan susunan silinder.

Mekanisme yang mengurangi tekanan udara di KA, akan memaksa rem mengunci dengan roda.

Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, maka akan menyebabkan pengereman yang tidak seragam, sehingga rem bekerja lebih dulu dari titik keluarnya udara.

Pengereman yang tidak seragam, dapat menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir atau terseret atau terguling.

(Tribunnews.com, Widya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini