News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Usai Dipanggil Kejagung, Ridwan Hisjam Tuntut Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menuntut Airlangga Hartarto untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menuntut Airlangga Hartarto untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.

Ridwan mengatakan Dewan Pakar telah mengeluarkan tiga rekomendasinya untuk Airlangga terkait Pemilu 2024.

"Saya tetap meminta Airlangga untuk mendeklarasikan sebagai calon presiden," kata Ridwan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Bahkan, dia menyebut dirinya siap menjadi panglima pemenangan Airlangga sebagai calon presiden.

Dia menjelaskan setelah dipanggil Kejagung dirinya langsung terpikir agar perlunya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk menggantikan Airlangga

"Kalau enggak ada ya berani menjadi panglima, tunjuk saya jadi panglimanya Airlangga untuk memenangkan Airlangga sebagai calon presiden meskipun dalam keadaan macet," ujar Ridwan.

Namun, Ridwan menuturkan pikirannya berubah setelah Airlangga dipanggil Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunan tahun 2021.

Dia menjelaskan setelah dipanggil Kejagung dirinya langsung terpikir agar perlunya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk menggantikan Airlangga.

"Tetapi sejak kemarin tanggal 25 pagi, setelah saya sholat subuh, saya berdoa ternyata doa saya terjawab langsung, Airlangga harus mundur dari Ketua umum partai golkar," ucap Ridwan.

Baca juga: Dewan Pakar Golkar Tuding Orang yang Ingin Munaslub Justru Berpotensi Hancurkan Golkar

Karenanya, Ridwan meminta Menteri Koordinator Perekonomian itu mundur dari jabatannya sebagai ketua umum agar tak merusak Partai Golkar.

"Sebagai ketua umum mundur, konsentrasi perbaiki dirinya agar tidak terkena sebagai tersangka atau diputuskan menjadi koruptor itu tuntutan saya," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini