TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para petani, termasuk perempuan petani di desa Karang Sidemen dan Lantan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dilaporkan mulai beralih menggunakan Solar Dryer Dome dan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap untuk proses penjemuran.
Sebelumnya, para petani ini masih menggunakan metode tradisional untuk proses pengeringan kopi.
“Metode tradisional menggunakan oven kayu bakar atau menjemur biji kopi di area pekarangan rumah untuk pengeringan biji kopi ternyata tidak hanya berdampak buruk terhadap lingkungan, tapi juga membuat biji kopi yang akan diolah rentan terhadap pertumbuhan jamur, terkontaminasi oleh aroma tanah, serta pengeringan yang tidak sempurna karena masih tergantung oleh cuaca, sehingga berpengaruh terhadap kualitas kopi yang dihasilkan, tutur Direktur Utama PT Insight Investments Management (Insight IM), Ekiawan Heri Primaryanto dalam pernyataan tertulisnya dikutip Selasa (1/8/23).
Berangkat dari adanya masalah lingkungan dan keberlanjutan dalam proses produksi kopi itu, kata dia, pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan Rumah Energi mengadakan program Prowomen for Renewable Energy.
Dalam program yang didukung oleh produk Reksa Dana Insight Renewable Energy Fund ini, kata dia, pihaknya fokus meningkatkan akses penggunaan Renewable Energy untuk petani perempuan guna meningkatkan taraf ekonominya.
“Oleh karena itu, sebagai solusi alternatif atas masalah ini, Insight IM bersama Yayasan Rumah Energi mencoba mengedukasi para petani, khususnya para petani perempuan di dua desa tersebut untuk belajar beralih menggunakan energi yang ramah lingkungan.
"Dari oven kayu bakar dan menjemur kopi beralih ke pemakaian Solar Dryer Dome dan pemanfaatan PLTS Atap,” katanya.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap merupakan sistem panel surya yang dipasang di atap bangunan untuk menghasilkan listrik dari energi matahari.
Panel surya menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik.
“Secara sosial, dengan adanya edukasi energi terbarukan kepada petani perempuan, kami berharap bisa meningkatkan peran mereka dalam pengambilan keputusan baik ditingkat keluarga, hingga komunitas terkait akses energi yang lebih berkelanjutan. Sementara dari kacamata ekonomi, penggunaan PLTS Atap dan solar dryer dome ini bisa menjadi solusi yang sangat bermanfaat, misalnya bisa meningkatkan nilai jual kopi karena kualitas kopi akan lebih baik jika pengeringannya dilakukan dengan panas yang stabil serta menjadi solusi dalam upaya efisiensi biaya operasional usaha,” kata dia.
Rangkaian Program Prowomen for Renewable Energy diadakan selama satu tahun penuh yakni sepanjang tahun 2023.
Baca juga: Edy Rahmayadi Berharap PLTA Batang Toru Dapat Menarik Minat Investor ke Sumut
Pada periode Juli hingga September 2023, terdapat beberapa aktivitas yang telah dan akan diadakan, di antaranya konstruksi Solar PV, konstruksi solar dryer dome, pelatihan operation dan maintenance solar PV, serta beberapa pelatihan untuk masyarakat sekitar.
Adapun jumlah total penerima manfaat langsung dalam program ini adalah 100 orang, dan 80 persen di antaranya adalah perempuan.
“Prowomen for Renewable Energy menjadi salah satu bentuk nyata komitmen kami untuk mentransformasikan investasi yang kami kelola agar memiliki dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Program ini terwujud melalui penyisihan sebagain atas pendapatan management fee yang diterima oleh Insight IM,” kata Ekiawan.