TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri merespons terkait adanya teror dan ancaman yang diterima pimpinan KPK.
Teror tersebut mulai dari pesan Whatsapp hingga kiriman bunga ke rumah pejabat struktural dan pimpinan KPK.
Teror karangan bunga ini muncul di tengah polemik Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap pejabat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Firli mengatakan, mengenai teror karangan bunga tersebut, dipastikan yang mengirim adalah toko bunga.
"Yang mengirim karangan bunga itu adalah Flourist, toko bunga," ujar Firli di Mabes TNI, Jakarta Timur pada Senin (31/7/2023), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Jadi, tidak ada pihak lain yang mengirim kecuali toko bunga. Tentu ini kita tidak tahu makna dari kiriman bunga itu, bunga ini bisa dikirim karena berduka, bisa juga karena ada orang sakit, bisa juga karena bahagia memberikan tanda cintanya, jadi kita tidak tahu," imbuhnya.
Firli juga benarkan bahwa karangan bunga tersebut ditujukan ke pimpinan KPK.
Baca juga: VIDEO Saat Rumah Pimpinan KPK & Brigjen Asep Dapat Teror Karangan Bunga Masuk Pekarangan Tetangga
Namun, terkait siapa pengirimnya, Firli menyatakan hal tersebut masih didalami dan belum berani menyampaikannya sekarang.
"Betul ada kiriman karangan bunga kepada pejabat pimpinan KPK, termasuk juga struktural KPK. Itu kami tidak bisa bantah, memang ada," katanya.
"Tapi yang bisa kami pastikan pengirim bunga itu adalah toko bunga. Nanti untuk siapa yang mengirim sesungguhnya harus kita dalami, saya tidak berani menyampaikan," ujar Firli.
Dikatakan Firli, dirinya juga sudah meminta bantuan kepada Kapolri terkait siapa pengirimnya.
"Hal ini sudah kami sampaikan kepada Kapolri, karena itu tentu tanggung jawab Kapolri untuk mengungkap siapa yang menyuruh mengirim bunga, darimana bunga itu dikirim, kapan dibuat, dan siapa pemesannya itu tugas Kapolri," pungkasnya.
Teror Karangan Bunga "Masuk Perkarangan Tetangga"
Diketahui, rumah wakil ketua KPK, Alexander Marwata dan Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi Brigjen Asep Guntur Rahayu mendapat teror karangan bunga "masuk perkarangan tetangga".