TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh senior Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi), Lawrence TP Siburian menyindir Jusuf Kalla (JK) tak konsisten.
Hal itu terkait JK yang menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.
Menurut Lawrence, JK tak konsisten lantaran dulu ketika Setya Novanto menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar diminta dicopot melalui Munaslub.
Saat itu, Setya Novanto menjabat sebagai Ketua DPR RI dan terlibat dalam kasus korupsi proyek KTP elektronik atau korupsi e-KTP.
"Jadi poinnya ini orang-orang tidak konsisten," kata Lawrence dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Selain JK, Lawrence juga menyebut kala itu Ahmad Doli Kurnia juga mendorong agar Munaslub, namun kini tak bersuara.
"Pada saat itu (Doli) sebagai inisiator Generasi Muda Partai Golkar, 16 November 2017 kita punya jejak digitalnya, dia menyatakan demi menyelamatkan semuanya segeralah ganti Setya Novanto dari Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar, Munaslub," ujarnya.
JK tak konsisten lantaran dulu ketika Setya Novanto menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar diminta dicopot melalui Munaslub
Diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) tak setuju dengan adanya wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar.
Munaslub tersebut mengemuka untuk melengserkan kepemimpinan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar.
"Sangat tidak setuju," kata mantan ketua umum Partai Golkar itu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023).
JK menilai Munaslub hanya akan menurunkan marwah Partai Golkar. Apalagi, pemilu 2024 kini semakin dekat.
Baca juga: Jusuf Kalla Tak Setuju Wacana Munaslub Partai Golkar
"Karena (Munaslub) itu akan lebih menurunkan harkat, marwahnya Golkar," ujarnya.
Sebab itu, JK mengajak seluruh kader Golkar untuk solid menghadapi pemilu 2024.
Dia meminta tak ada upaya untuk menggiring Partai Golkar ke situasi sulit.
"Jangan Golkar dilibatkan situasi yang sulit, jadi siapapun yang harus memahami itu. Bahwa ini soal organisasi harus bersatu," pungkas JK.