News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hadiri Bootcamp TNI AD to Gen Z 2023, Wakil Kepala BPIP Ajak Lestarikan Pancasila

Penulis: Yosephin Pasaribu
Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Kepala BPIP, Karjono Atmoharsono saat memberikan pembekalan pada Bootcamp TNI AD to GenZ 2023 yang digelar di Gedung Candracha, Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Dr. Drs. Karjono Atmoharsono, S.H., M.Hum, memberikan pembekalan dalam acara Bootcamp TNI AD to GenZ 2023 yang diadakan di Gedung Candracha, Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.

Diketahui, acara tersebut dihadiri sebanyak 180 peserta dari pelajar SMA dan mahasiswa yang datang dari 34 provinsi di tanah air, termasuk dari SMA Taruna Nusantara, Krida, dan Mahasiswa Universitas Pertahanan.

Sebelum memulai paparannya, Wakil Kepala BPIP, Karjono, memperkenalkan sebuah Salam yang digagas oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia, selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP Prof. Dr. (HC). Hj. Megawati Soekarnoputri.

"Salam ini menyimpan sejarah penting, diadopsi dari pekik 'Merdeka' yang ditetapkan oleh Bung Karno melalui Maklumat 31 Agustus 1945, Salam Pancasila bukan hanya sekedar ucapan, melainkan sebuah Salam Kebangsaan yang menyatukan kita sebagai satu bangsa," tegas Karjono.

Baca juga: Kerja Sama dengan Universitas Pancasila, BPIP Ajak Bumikan Pancasila

Tidak hanya menghidupkan sejarah, Wakil Kepala BPIP juga mengungkapkan fakta menarik tentang lagu kebangaan Indonesia Raya. Dalam paparannya yang penuh semangat, beliau mengungkapkan bahwa lagu tersebut memiliki 3 stanza yang diatur dalam UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara.

"Dalam pasal 61 dijelasakan apabila lagu Indonesia Raya dinyanyikan tiga stanza, maka bait ketiga pada stanza dinyanyikan ulang satu kali, dan lagu Indonesa Raya tiga stanza ini adalah lagu yang pertama kali dinyanyikan saat acara Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928," jelasnya.

Selain itu, Karjono juga menyampaikan contoh konkret pengamalan Pancasila dalam tindakan, "Salah satu contoh nyata Pancasila dalam tindakan adalah upaya pemerintah dalam melakukan pemerataan satu harga bensin, dari Sabang sampai Merauke sama harganya, jalan tol di batas negara dengan di ibu kota juga sama, hal ini semua disiapkan untuk generasi GenZ 2023, atau generasi adik-adik."

Ia pun berpesan bahwa, generasi Z wajib paham sejarah sejatinya Pancasila, yang lahir 1 Juni 1945, ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Pasalnya, generasi tersebu merupakan calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi, sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Baca juga: Bakal Jadi Duta Pancasila, Purna Paskibraka Nasional 2023 Diberi Pembekalan BPIP dan Lemhannas

"Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dipimpin oleh dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat telah menyelenggarakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dengan agenda sidang membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka," ujanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan terkait sejarah Pancasila. Dalam ceritanya, Karjono mengungkapkan momen pertama kalinya Pancasila sebagai dasar negara diperkenalkan oleh Ir. Soekarno, yaitu saat sidang BPUPK pada tanggal 1 Juni 1945.

Sejak lahir pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila mengalami perkembangan hingga menghasilkan naskah Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan yang kemudian disepakati menjadi rumusan final pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Karjono mengakui bahwa serangkaian proses ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

"Betapa mengesankan, Ideologi Pancasila tak hanya sekedar ideologi, tetapi juga nilai-nilai luhur yang dapat diwujudkan dalam tindakan nyata untuk kesejahteraan bersama atau Pancasila dalam tindakan," ujarnya.

Di sisi lain, Karjono juga memberi peringatan kepada peserta tentang tantangan dalam memahami Pancasila. Beliau menyinggung aspek yang melemah pasca-reformasi, termasuk mengenai lembaga yang memperkuat ideologi Pancasila juga turut di non aktifkan.

Baca juga: BPIP dan LAN Teken MoU Perkuat PIP melalui Program Diklat untuk Pejabat Publik

"Tap MPR II 1978 tentang Eka Pancakarsa atau P4 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, 1 tahun kemudian Lembaga BP7 dibubarkan dan yang sangat memprihatinkan Undang Sisdiknas diganti dengan UU 20 tahun 2023 tentang Sisdiknas yang menghilangkan mata ajar atau mata kuliah Pancasila, ini sangat memprihatinkan," jelasnya.

"Hal tersebut cukup berdampak bagi generasi muda saat ini, namun ternyata berbeda dengan adik-adik generasi terpilih dan terseleksi, dari 180 peserta yang berpendapat Pancasila bisa diubah, diganti, atau dihilangkan ternyata ada 5 orang. Hal ini sangat berbeda dengan Hasil Survey Setara Intitute 83.3 persen siswa SMA berpendapat bahwa Pancasila dapat digantikan dengan Ideologi lain," tuturnya.

Karjono juga memberikan klarifikasi terhadap pernyataan 5 orang peserta yang menyatakan Ideologi Pancasila bisa diubah sesuai dengan UUD 1945. Ia pun menegaskan pengertian bahwa Pancasila tetap sebagai Ideologi negara yang tidak dapat digantikan.

"Hanya batang tubuh UUD 1945 yang dapat diganti, makanya kita mengenal ada amandemen pertama kedua ketiga dan seterusnya, namun pembukaan UUD 1945 atau yang dikenal sebagai mukadimah tidak dapat diganti atau dirubah, di alinea ke-4 termaktub Pancasila," terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Karjono juga mengingatkan tentang pentingnya Pancasila sebagai kunci keberagaman bangsa Indonesia.

"Situasi di Suriah, hanya terdapat beberapa suku dengan mayoritas satu agama, namun terjadi perpecahan dan perpecahan di negara tersebut, Sementara itu, di Indonesia, terdapat berbagai macam suku dan agama yang hidup berdampingan secara harmonis dan tetap bersatu. Inilah pentingnya memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai panduan hidup dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.

Di akhir paparan, ia mengingatkan para peserta Bootcamp TNI AD to Gen Z 2023 untuk terus bekerja sama dalam mencapai tujuan besar bagi bangsa dan negara.

"Jangan hanya berusaha menjadi superman, jadilah superteam yang mampu bekerja bersama-sama," ucapnya. 

"Saya berharap semoga semangat dan inspirasi dari acara ini akan terus menyala dalam hati adik-adik, memperkuat semangat cinta tanah air dan kesatuan Indonesia. Mari bersatu dalam keberagaman, melestarikan Pancasila, dan bersama-sama menjadi superteam untuk mewujudkan masa depan yang gemilang bagi negeri tercinta. Salam Pancasila," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini