TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko buka suara soal kasus dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membelit Pengamat Politik Rocky Gerung.
Moeldoko mendukung langkah relawan Indonesia Bersatu yang melaporkan Rocky Gerung ke Polda Metro Jaya, Senin (31/7/2023) lalu.
Menurut Moeldoko, pernyataan Rocky Gerung dalam acara organisasi buruh di Bekasi belum lama ini tak bisa lagi ditoleransi.
Sebagai informasi, Rocky Gerung kembali menuai sorotan setelah video orasinya di acara buruh viral di media sosial.
Baca juga: Moeldoko Berang Rocky Gerung Hina Jokowi: Seperti Robot Punya Otak Tidak Punya Hati
Baca juga: Moeldoko Dukung Relawan Polisikan Rocky Gerung Buntut Dugaan Hina Jokowi
Dalam video yang beredar, Rocky Gerung dianggap telah menghina Jokowi dengan perkataan tak pantas.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga mengajak masyarakat mengikuti demo buruh besar-besaran yang akan digelar 10 Agustus 2023 nanti.
Seusai video itu viral, relawan Jokowi pun beramai-ramai membuat laporan di kepolisian.
"Ini saya kategorikan menyerang pribadi presiden, sungguh tidak bisa ditoleransi," ujar Moeldoko, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Kamis (3/8/2023).
"Untuk itu saya juga berharap para penegak hukum mengambil langkah-langkah sesuai perundangan yang berlaku."
"Enggak bisa seperti itu, bernegara ada aturannya, rules-nya jelas enggak boleh sembarangan," sambungnya.
Purnawirawan TNI Angkata Darat itu lantas disinggung soal keputusan relawan Jokowi melaporkan Rocky ke polisi.
Baca juga: Pernyataannya Soal PK Moeldoko Dipersoalkan, Mahfud MD: Saya Tidak Membela Partai Demokrat
Ia menyebut keputusan relawan Jokowi itu sudah tepat.
"Sangat tepat dan saya dukung sepenuhnya."
Lebih lanjut, Moeldoko membahas soal rencana relawan Jokowi mengerahkan massa tandingan pada demonstrasi besar-besaran, 10 Agustus 2023 mendatang.
Kali ini Moeldoko mengaku tak mendukung rencana relawan Jokowi tersebut.