TRIBUNNEWS.COM - Universitas Indonesia (UI) turut berduka atas meninggalnya mahasiswa Sastra Rusia dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Muhammad Naufal Zidan (19), yang menjadi korban pembunuhan senironya, Altafasalya Ardnika Basya (23).
Diketahui, pembunuhan yang dilakukan Altafasalya ini terjadi pada Rabu (2/8/2023) sekitar pukul 18.30 WIB, di kosan Zidan yang beralamat di Jalan Palakali, Kukusan, Beji, Kota Depok, Jawa Barat.
Sementara, kasus pembunuhan baru terungkap pada Jumat (4/8/2023) lalu, usai jasad korban ditemukan di kolong kasur indekosnya.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI, Untung Yuwono, mengungkapkan Zidan yang tengah menempuh semester dua di Sastra Rusia UI itu dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan berprestasi
"Turut berduka cita atas wafatnya Ananda Zidan. Zidan sendiri dikenal sebagai mahasiswa yang sangat cerdas, sangat potensial," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (7/8/2023).
Selain itu, Untung juga membeberkan Zidan memiliki Indek Prestasi Kumulatis (IPK) yang cukup tinggi mencapai 3,83.
"Almarhum saat ini sudah menyelesaikan studi di semester 2 (dua) dan indeks prestasi kumulatif almarhum sangat tinggi, yaitu 3,83," tuturnya.
Baca juga: Pembunuh Mahasiswa UI Blak-blakan, Ungkap Mimpi Sebelum dan Setelah Bunuh Naufal Zidan di Kamar 102
Motif Pembunuhan
Motif pelaku melakukan pembunuhan tersebut karena memiliki utang hingga puluhan jutaan rupiah akibat gagal investasi crypto.
"Utang pelaku ini Rp 80 juta. Pelaku ini main crypto, kemudian kalah dan utang sini utang sana," ujar Wakil Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, Sabtu (5/8/2023), dikutip dari TribunJakarta.com.
Selain itu, dikatakan Nirwan, pelaku juga iri dengan korban yang juga bermain crypto dan meraih kesuksesan.
Menyoal utang piutang tersebut juga telah diakui oleh pelaku.
"Utang saya cuma Rp 15 juta, total kerugian saya 80 juta di aset crypto saya," ungkap pelaku di kesempatan yang sama.
"Nah, Rp 15 juta itu saya utang ke teman saya sama pinjol (pinjaman online)," timpalnya.
Pelaku Sempat Ingin Hilangkan Jejak Pembunuhan
Polisi mengungkap pelaku pembunuhan sempat berupaya menghilangkan jejak pembunuhan.
AKP Nirwan Pohan mengatakan pelaku menggunakan kapur barus untuk menutupi bau darah korban yang berada di kosan.
"Untuk menghilangkan bau, karena namanya darah itu kan amis. Pelaku membeli kapur barus ditebarin di kamar korban," ungkap Nirwan, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu.
Sebelumnya, dikatakan Nirwan, pelaku membeli plastik hitam dan kapur barus usai menikam korban.
"Pelaku membeli plastik hitam yang biasanya dipakai untuk kantong sampah di sekitar dan kapur barus."
"Lalu, si pelaku datang lagi ke kosan, merapikan diikat masukkan ke dalam plastik," ujar Nirwan
Kronologi Jasad Korban Ditemukan
Nirwan mengungkapkan kronologi penemuan korban yang dibunuh oleh pelaku berawal ketika korban tak bisa dihubungi oleh sejumlah rekannya.
"Karena memang korban habis pulang (balik) dari kampung, mahasiswa UI dia. Dia dapat tugas untuk membimbing mahasiswa baru," kata Nirwan, Jumat (4/8/2023).
"Mungkin (korban) tidak bisa dihubungi akhirnya ada keluarganya di sini mendatangi kosannya," sambungnya, dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca juga: 5 Pengakuan Pembunuh Mahasiswa UI di Kamar Kos, Terinspirasi Film Narcos hingga Dihantui Korban
Setibanya di kamar kos korban, kata Nirwan, keluarga mendapati pintu dalam keadaan terkunci hingga akhirnya dibuka paksa.
"Digedor enggak bisa, pintu dikunci. Penjaga kosan membuka, akhirnya ditemukan (dalam keadaan tak bernyawa terbungkus plastik)," papar Nirwan.
Dari penemuan korban tersebut, Nirwan mengatakan, pihaknya langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan.
Pelaku pembunuhan kemudian berhasil diamankan kurang dari tiga jam sejak korban ditemukan.
"Dari situ kami mencari keterangan saksi-saksi. Kurang dari tiga jam, alhamdulillah pelaku berhasil kami bekuk," tuturnya.
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)