Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek meluncurkan film Nyantrik di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Serial tersebut akan tayang di kanal budaya Indosiana.tv. Dan penampilan Nyantrik dimulai dengan episode Dewabrata atau Bisma mengusir Dewi Amba.
"Selama proses pembuatan miniseri ini, prinsip-prinsip inti dari nyantrik ditekankan. Sesuai dengan filosofi nyantrik, para "cantrik" (murid) dilatih bukan hanya untuk melihat dan meniru apa yang dipertunjukan oleh mentornya, tetapi juga untuk memahami secara mendalam esensi dari apa yang mereka pelajari," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, melalui keterangan tertulis, Rabu (9/8/2023).
Hilmar mengatakan Film Nyantrik bagian dari kegiatan sosialisasi Indonesiana TV bertema “Budaya, Inspirasi, dan Eksplorasi”.
Film ini merupakan serial yang menggambarkan proses belajarnya sembilan aktor dan aktris Indonesia di empat sanggar wayang orang yang masih berdiri di Indonesia, yaitu Wayang Orang (WO) Bharata Jakarta, WO RRI Surakarta, WO Sriwedari Surakarta, dan WO Ngesti Pandowo Semarang.
Dengan mengusung tema “Ketika yang Muda Belajar dari Panggung Wayang Orang”, Nyantrik menjadi program kolaborasi antara perwakilan generasi muda dengan para maestro wayang orang.
Kata “nyantrik” sendiri berasal dari kata dalam bahasa Jawa kuno yang berarti berguru atau belajar.
"Program strategis Indonesiana.TV ini diharapkan dapat mengisi peran penting dalam pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan. Sebagai platform media, Indonesiana.TV menjadi jembatan antara seni tradisi dan generasi masa kini,” ujar Hilmar.
Disutradarai oleh Lasja F. Susatyo, Nyantrik menampilkan aktris dan aktor muda yaitu Kelly Tandiono, Samo Rafael, Clara Bernadeth, Karina Salim, Ravil Prasetya, Omara Esteghlal, Tatyana Akman, Cindy Nirmala, dan Daniel Adnan sebagai cantrik.
Mereka belajar dan mendalami seni peran lakon Mahabarata dari para maestro seperti Kenthus Ampiranto dari Wayang Orang Bharata Jakarta, Ali Marsudi dari Wayang Orang RRI Surakarta, Wasi Bantolo pengajar ISI Surakarta, Agus Prasetyo dari Wayang Orang Sriwedari Surakarta, dan Nanang Hape selaku dalang dan penulis skenario.