TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, mengungkap peran penting Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, dibalik penyelamatan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Hashim mengungkapkan hal itu dalam acara "Pembekalan Materi dan Konsolidasi Relawan Prabowo" secara daring Kamis (10/8/2023).
Mulanya Hashim menyebut Garuda Indonesia akan dipailitkan oleh negara, karena pemerintah tak memiliki anggaran untuk menyelamatkan maskapai pelat merah ini.
"Banyak orang tidak tahu, ini ada aset negara BUMN yang namanya Garuda yang hampir dipailitkan negara pemerintah, karena menurut menteri keuangan tidak ada dana untuk menyelamatakan, untuk disuntik ke Garuda, Garuda mau dipailitkan beberapa bulan lalu," ungkap Hashim.
Mengetahui kabar itu, lantas Prabowo sangat prihatin jika Garuda Indonesia sebagai maskapai kebanggaan masyarakat Indonesia ini benar-benar dipailitkan.
Sebab, jika itu terjadi penerbangan nasional akan dimonopoli oleh satu kelompok dan Prabowo tidak ingin itu terjadi.
"Karena pak Prabowo sangat prihatin dan sangat ya bisa dikatakan sangat nasionalis itu bagi dia dan saya juga sependapat malapetaka bagi bangsa Indonesia kalau Garuda dibiarkan pailit," ujar Hashim.
"Kenapa, kalau Garuda dipailitkan berarti penerbangan Indonesia akan dikuasai oleh satu kelompok, karena Lion Air, Wings Air, Super dan Batik Air itu dikuasai satu kelompok, itu namanya monopoli," imbuhnya.
Karena itu, Prabowo rela anggaran Kementerian Pertahanan yang dipimpinnya, dipotong demi menyelamatkan Garuda Indonesia.
Menurutnya, hanya Prabowo satu-satunya menteri di Indonesia yang rela anggarannya dipakai oleh menteri lain.
Baca juga: Garuda Indonesia Uji Coba Penggunaan Bioavtur Untuk Operasional Pesawat
"Dia korbankan anggarannya, anggaran pertahanan. Dia menawarkan kepada pemerintah ke Ibu Sri Mulyani dan Pak Jokowi, 'oke kalau begitu kalau pemerintah tidak ada uang ambil uang yang dikuasai saya, anggaran pertahanan saya rela anggaran saya dipangkas dan dipakai untuk menyuntuk dan menyelamatkan Garuda'," ujar Hashim.
"Tidak ada menteri di Indonesia yang rela anggarannya diambil menteri lain, tidak ada, hanya satu di Indonesia saat ini itu namanya Prabowo Subianto," tandasnya.