Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan, mengatakan pihaknya terus mengawal pencairan anggaran Program Indonesia Pintar (PIP) tahun 2023.
Monitoring tidak hanya pada besaran anggaran yang terserap. Namun juga melihat pada ada atau tidaknya prestasi siswa setelah menerima PIP.
Program Indonesia Pintar kata dia bukan hanya sekedar memberikan akses pendidikan. Tapi juga harus bisa meningkatkan taraf hidup peserta didik. Hal itu sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo.
“Kalau mau dilihat lebih jauh setelah peserta didik lulus, bagaimana prestasinya. Hal ini termasuk dimana mereka bekerja dan seberapa besar manfaat yang diterima dapat mening,” kata Abetnego, Jum’at (11/8/2023).
Sementara itu terkait pencairan dana PIP, ia meminta operator sekolah tidak lagi dibebankan untuk mengkonfirmasi ulang ke orang tua siswa. Menurutnya sistem teknologi perbankan, yakni Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), harusnya dapat mempermudah operator PIP di sekolah.
“Jadi konfimasi terkait siapa saja perserta didik yang telah melakukan aktivasi di perbankan bisa dilakukan secara otomatis,” jelasnya.
Sebagai informasi, KSP melakukan monitoring pencairan anggaran PIP 2023 di dua sekolah di Batam. Yakni, SMPN 27 dan SMKN 5. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, Andi Agung, dan kepala sekolah se-Batam.
Baca juga: Pentingnya Tes Minat Bakat untuk Meningkatkan Kualitas Siswa Menuju Indonesia Pintar
Hasil monitoring KSP, anggaran PIP yang dikembalikan ke kas negara pada 2022 sebesar Rp. 250 Miliar. KSP pun mendorong PIP 2023 dapat disalurkan secara maksimal dan tepat waktu.