News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ungkit Luka saat Gus Dur Dikudeta, Yenny Wahid Sulit Dukung Prabowo jika Cak Imin Cawapresnya

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid (kiri), dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (kanan). Yenny Wahid kembali membahas konflik masa lalu Gus Dur dan Cak Imin yang membuatnya sulit mendukung Prabowo Subianto jika Cak Imin yang menjadi cawapres.

TRIBUNNEWS.COM - Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, secara blak-blakan enggan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 jika pendampingnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Yenny kembali mengungkit konflik antara Gus Dur dan Cak Imin pada 2005 silam.

Sebagai putri, Yenny masih merasakan luka saat Gus Dur dikudeta dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kala itu, Cak Imin langsung yang mengkudeta Gus Dur dari partai berlambang bola dunia dan sembilan bintang tersebut.

Baca juga: Yenny Wahid Tak Mau Jadi Cawapres Anies, Pengamat: Dia Sangat Dipertimbangkan NasDem

Baca juga: Sosok Gus Choi NasDem yang Dorong Duet Anies-Yenny, Loyalis Gus Dur yang Didepak Cak Imin dari PKB

"Susah bagi kami PKB Gus Dur, ini terlalu lama, terlalu dalam yang sudah terjadi," ucap Yenny dalam acara Rosi yang ditayangkan kanal YouTube Kompas TV, Jumat (12/8/2023).

"Gus Dur pendiri partai, orang yang dikatakan Cak Imin sebagai guru politiknya malah dikudeta, apalagi rakyat."

"Susah kan mau pilih pemimpin seperti itu nanti," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Yenny sekaligus mengakui telah memaafkan Cak Imin.

Namun dalam hal politik, tak mudah bagi Yenny untuk kembali duduk bersama Cak Imin.

"Cak Imin tetap keponakannya Gus Dur, kalau sebagai saudara saya sudah memaafkan Beliau," ungkap Yenny.

"Tapi dalam hal politik enggak bisa hanya sekedar islah, berdamai."

Yenny Wahid mengungkapkan, dirinya, keluarga, dan Gusdurian tak mau mendukung ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto jika calon wakil presidennya adalah Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. (Tangkapan Layar Kompas TV)

Baca juga: Yenny Wahid Sulit Dukung Prabowo jika Cak Imin Cawapresnya: Guru Politik Dikudeta Apalagi Rakyat

Yenny harus mempertimbangkan sejumlah hal jika ingin bergabung dengan Cak Imin.

Satu di antaranya, mempertimbangkan soal kesediaan Cak Imin kembali ke corak PKB era Gus Dur.

"Kalau semua itu bisa dilakukan maka kita bisa berkomunikasi," papar Yenny.

"Tapi kalau masih seperti sekarang modelnya hanya mengedepankan diri sendiri, bahkan mengambil sikap berseberangan dengan NU, makin lama kan makin lebar lagi, makin banyak perbedaan yang ada."

Konflik Masa Lalu Cak Imin dan Gus Dur

Perselisihan kubu Gus Dur dan Cak Imin di PKB bermula pada 2005 silam.

Kala itu, Cak Imin terpilih sebagai Ketua Umum PKB melalui muktamar.

Sedangkan Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura PKB.

Karena dinilai kerap mendekati pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu, Cak Imin akhirnya diberhentikan oleh Gus Dur.

Menurut Gus Dur, Cak Imin tak mengikuti langkah PKB sebagai partai oposisi.

Akibat keputusan itu, PKB terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Gus Dur dan kubu Cak Imin.

Dua kubu PKB itu lantas menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) masing-masing.

Kubu Gus Dur menggelar MLB di Ponpes Al-Asshriyah, Parung, Bogor, pada 30 April hingga 1 Mei 2008.

Sedangkan kubu Cak Imin menggelar MLB satu hari setelahnya, pada 2 sampai 4 Mei 2008 di Hotel Mercure Ancol.

Meski terpecah, PKB tetap lolos sebagai partai peserta Pemilu 2009.

Baca juga: Cak Imin: PKB Warisan Kiai, Saya Wajib Menjaga dan Merawatnya

Pada Mei 2008, Cak Imin akhirnya memecat Yenny Wahid sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB.

Kala itu, Yenny Wahid dianggap melakukan tindakan indisipliner dan mengancam keutuhan partai.

Kedua kubu lantas saling menggugat ke pengadilan.

Namun pada 19 Juli 2008, Mahkamah Agung memenangkan kubu Cak Imin.

PKB kubu Gus Dur pun tersingkir.

Yenny lantas membentuk Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), gabungan dari Partai Kedaulatan Bangsa dan Partai Indonesia Baru.

Akan tetapi, partai yang dideklarasikan pada 12 Juli 2012 itu gagal lolos sebagai peserta pemilu 2014.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini