Tren Peningkatan Kandidat Perempuan di Pilkada 2024 Tunjukkan Kesetaraan dalam Politik
Berdasarkan data pendaftaran bakal calon kepala daerah di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, setidaknya ada 18 bakal calon gubernur dan bakal calon wakil
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemunculan calon kepala daerah perempuan, di sejumlah wilayah di Indonesia kian meningkat, tak hanya di tingkat bupati wali kota, tapi juga gubenur.
Berdasarkan data pendaftaran bakal calon kepala daerah di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, setidaknya ada 18 bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur perempuan yang berkontestasi pada Pilkada tingkat provinsi.
Dan ada 210 bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati serta 81 bakal calon wali kota dan bakal calon wakil wali kota yang berkontestasi pada pilkada tingkat kabupaten/kota se-Indonesia.
Jumlah ini menunjukkan peningkatan dari lima tahun lalu yang hanya ada 44 calon kepala daerah perempuan ikut berkontestasi.
Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibulloh Mulyawan mengatakan, tren peningkatan kandidat kepala daerah perempuan dalam Pilkada Serentak membuktikan bahwa kesetaraan dan kompetensi perempuan dalam Politik mulai mendapat porsi penting di masyarakat.
"Tren peningkatan kandidat kepala daerah perempuan menunjukkan Indonesia mampu memenuhi kuota 30 persen keterlibatan perempuan dalam politik. Hal ini tentu baik mengingat pendekatan pembangunan para kandidat perempuan ialah pembangunan sumber daya manusia dan menyentuh masyarakat dengan hati," kata Hasyibulloh, dalam keterangannya, Kamis (19/9/2024).
Baca juga: Bawaslu Minta KPU Tidak Fasilitasi Kotak Kosong di Pilkada 2024
Dia mengatakan, fenomena peningkatan calon kepala daerah perempuan menjadi "angin segar" demokrasi.
Misalnya, calon Gubernur Banten Airin Rachmi Diany yang diusung Partai Golkar.
Lalu, di Jawa Timur terdapat tiga kandidat calon gubernur perempuan yang berkontestasi yakni, Tri Risma Harini, Khofifah Indar Parawansa dan Luluk Nur Hamidah.
Hal ini kemudian menjadi stimulus kemunculan calon kepala daerah perempuan di tingkat kabupaten/kota lainnya.
Satu di antaranya di ibu kota baru Kalimantan Selatan yakni Kota Banjarbaru yang secara resmi menggantikan Banjarmasin, yakni Erna Lisa Halaby.
Baca juga: SBY Kunjungi Prabowo di Kertanegara: Ngopi Bareng hingga Optimistis Wujudkan Kesejahteraan Rakyat
Sementara itu, Direktur Indonesian Institute di Australia National University, Canberra, Eve Warburton, menyatakan pendekatan pembangunan sumber daya manusia akan mendukung visi ekonomi presiden RI terpilih yang meletakkan human development sebagai prioritas.
“Ada studi internasional yang menunjukkan politisi perempuan cenderung lebih mendorong program yang berfokus pada sumber daya manusia, dan khususnya pada kesehatan dan pendidikan. Jadi, semakin banyak kepala daerah perempuan dengan visi pembangunan SDM ini, makin baik buat pengembangan SDM Indonesia ke depan," tandasnya.