"Posisi saya adalah merespon lamaran yang datang, wacana yang dikemukakan di publik oleh beberapa partai, jadi saya bukan alat siapa-siapa kalau memang saya dianggap alat saya adalah alat perjuangan dari kelompok Gus Dur itu, titik," jelas Yenny Wahid.
Terkait kehadirannya menjadi ancaman bagi cawapres lain untuk mengajukan diri sebagai pasangan Anies baswedan, Yenny Wahid tak mau meladeninya.
"Saya rasa ini bukan wilayah saya untuk merespon, karena itu kan ranah dari Koalisi dan partai-partai yang di sana itu lebih baik diselesaikan secara internal oleh mereka."
"Saya hanya merespon partai-partai Yang memang melamar kira-kira gitu yang memang mengemukakan wacana bahwa saya dianggap pantas untuk menjadi cawapres," jelas Yenny Wahid.
Yenny Wahid pun enggan menyampaikan di mana dirinya akan berlabuh.
"Memang dinamika politik Indonesia akan seperti itu, selalu last Minutes, selalu ada saja perubahan."
"Saya nggak tahu ini akan seperti apa ya ke depan ini, last Minutes juga jawaban saya (soal diminta mendampingi siapa)," ujar Yenny Wahid.
Disebut Tak Cocok Dampingi Anies
Sebelumnya, muncul pendapat Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang menyebut Yenny Wahid tak cocok jadi cawapres Anies Baswedan.
Hal itu disampaikan Jansen melalui cuitannya di Twitter @jansen_jsp, Rabu (7/8/2023).
“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dgn segala atribusi yg melekat dalam diri beliau. Namun utk posisi Wapres di koalisi perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok, mungkin cocoknya di koalisi yang lain."
"Karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yg ingin kami ubah. Dan idealnya Cawapres perubahan ini memang yg selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu," kata Jansen.
Baca juga: Yenny Wahid Bilang AHY Paling Cocok Jadi Cawapres Anies, NasDem Bilang Begini
Menurut Jansen, jika memang Yenny Wahid dipasangkan dengan Anies, maka rakyat akan bingung dan mempertanyakan koalisi perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan.
Apalagi, kata Jansen, sosok tersebut adalah tokoh “status quo” atau bagian dari rezim ini.