TRIBUNNEWS.com - Video bincang-bincang bakal calon presiden (bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo, dengan putranya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, viral di media sosial Twitter.
Video Ganjar dan Alam itu merupakan cuplikan dari tayangan YouTube mereka yang diunggah pada Minggu (13/8/2023), di kanal resmi Ganjar Pranowo.
Alam terlihat sempat menyeka air matanya saat mendengar penjelasan Ganjar mengenai kesibukannya sebagai pejabat publik.
Hal ini bermula saat Alam menyinggung soal kesibukan Ganjar sebagai pejabat publik yang membuat waktu berkumpul bersama keluarga menjadi berkurang.
"Ayah 'kan sering (pergi) ke mana-mana gitu 'kan, jadi mungkin secara fisik waktu yang dihabiskan sama aku sama Bunda 'kan kepotong."
"Kalau perasaan dari Ayah sendiri gimana?" tanya Alam kepada Ganjar, dikutip dari akun Twitter @pangeransiahaan milik inisiator Langkah Anak Muda Republik Indonesia (Lari), Pangeran Siahaan.
Baca juga: Didatangi Ganjar Pranowo, Yenny Wahid Tak Mau Bahas Politik, Nanti Mojok Sendiri
Menjawab pertanyaan sang anak, Ganjar menegaskan dirinya sudah pernah menyampaikan hal serupa pada istrinya, Siti Atiqoh.
Sejak awal berkarier sebagai anggota DPR RI, Ganjar sudah memberi peringatan pada Atiqoh bahwa waktunya bersama keluarga akan terbagi.
Terlebih, kata Ganjar, apabila menjabat sebagai pejabat publik.
Mengenai hal itu, Ganjar menegaskan yang paling penting dalam melakoni tugasnya adalah perasaan ikhlas.
Lantaran, ia hanya dihadapkan pada pilihan bertahan atau tidak.
"Ayah pernah sampaikan ke Bunda, awal-awal dulu sejak di DPR saya sampein. Ketika kita berada pada jabatan publik pasti (waktu bersama keluarga) akan tersita, pasti akan terbagi, mesti ikhlas apa enggak," jawab Ganjar.
"Pilihan kita adalah pilihan take it or leave it (jalani atau tinggalkan)" imbuhnya.
Menurut Ganjar, risiko menjadi pejabat publik yang membuatnya tak bisa berkumpul bersama keluarga setiap saat, terasa seperti utang.
Meski demikian, Ganjar menyadari risiko itu harus dihadapi sebagai konsekuensi pilihannya.
Ia pun menjelaskan kepada Alam, dengan menjadi pejabat publik, harus pintar-pintar membagi waktu bersama keluarga.
"Apa yang terjadi (ketika memilih tetap menjadi pejabat publik), ya merasa utang (waktu dengan keluarga) aja. Mestinya bisa di sana (kumpul bersama keluarga), kenapa tidak (bisa)," terang dia.
"Tapi, kalau sudah diputuskan kita harus bersikap, memitigasi, punya risiko, menghitung (membagi waktu), begitu kalau sudah diputuskan," jelasnya.
Mendengar jawaban sang ayah, Alam terlihat menahan tangis.
Baca juga: Ganjar Tanggapi Isu Jokowi Dukung Prabowo Capres 2024 usai Deklarasi Golkar dan PAN
Sesekali ia menyeka air matanya yang hampir menetes.
Ganjar pun melanjutkan penjelasannya.
Ia menegaskan tak boleh main-main saat diamanahkan menjadi pejabat publik untuk mengurus rakyat.
Karena itu, menurut Ganjar, bukan hal yang luar biasa jika dirinya harus mengorbankan keluarga.
Begitu juga dengan keluarga, yang ikut berkorban dengan memahami kesibukannya.
Ia pun mencontohkan, karena risikonya sebagai pejabat publik, ajakan-ajakan kecil kepada anak dan istrinya kerap dilakukan untuk tetap mempererat hubungan keluarga.
Ganjar lantas meminta Alam untuk memaknai waktu berkumpul mereka, meski hanya acara sederhana, seperti makan dan nonton film di bioskop.
"Apalagi ketika kita ngurusnya tuh rakyat, kalau ngurus rakyat nggak boleh main-main. Maka kadang-kadang harus berkorban, keluarga harus berkorban."
"Kenapa kadang-kadang Ayah (ngajak) makan yuk, nonton yuk. Mungkin bukan nontonnya, tapi bareng jalan, piknik, wisata itu sebagai satu pelengkap lah, untuk kita bisa membikin keluarga," beber Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah ini pun menegaskan, apapun jabatan politik yang diemban, keluarga tetap menjadi prioritas.
Namun, hal tersebut bisa berubah jika dihadapkan pada tugasnya sebagai pejabat publik.
"Yang paling penting sebenarnya satu aja sih, apapun dalam jabatan politik ini, keluarga nomor satu."
"Keputusan-keputusan besar Ayah itu pasti akan didorong ke kepentingan keluarga, itu penting."
"Tapi, begitu kemudian masuk pada jabatan publik, nah itu mesti switch (ganti)" tuturnya.
Baca juga: PAN dan Golkar Dukung Prabowo, PPP Yakin Potensi Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar Semakin Terbuka
Ganjar lantas kembali menegaskan, apabila sudah memutuskan bersiap mengurus rakyat, maka harus siap berkorban.
Ganjar juga meminta Alam memaklumi apabila seseorang memutuskan mengabdi kepada rakyat, maka bisa dipastikan waktu dan kesempatan berkumpul bersama keluarga akan hilang.
"Kalau ngurus rakyat, siap-siap berkorban, waktu (bersama keluarga) mungkin akan hilang, kesempatan mungkin juga tidak sebanyak yang lain," pungkas dia.
Jadi Juru Kampanye untuk Ayahnya
Meski masih berusia muda, Alam Ganjar dipercaya PDIP menjadi juru kampanye untuk sang ayah yang dideklarasikan sebagai bacapres.
Alam, yang masih berusia 21 tahun, dipercaya punya kemampuan untuk berkomunikasi dengan Gen Z.
Selain Alam, PDIP juga menunjuk Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, hingga pemuda asal Surabaya, Jawa Timur bernama Aryo Seno Bagaskoro, sebagai juru kampanye Ganjar.
"Mas Alam sendiri anak muda, Mas Gibran sudah menyatakan siap menjadi jurkam (juru kampanye). Di Surabaya ada seorang anak muda yang namanya Seno."
"Anak-anak muda yang memang kita persiapkan bukan sekadar mengandalkan kemudaannya, tetapi anak muda yang memang punya visi," kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristijanto, ditemui di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023), dilansir Kompas.com.
"Jadi kita memang berasal dari sosok yang membangun Indonesia dimulai dari keluarga," imbuh dia.
Sekilas tentang Alam Ganjar, anak tunggal Ganjar Pranowo dan Siti Atiqoh ini lahir pada 14 Desember 2001.
Ia merupakan alumnus SMAN 3 Kota Semarang.
Saat ini, namanya tercatat sebagai mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alam diketahui termasuk anak yang aktif berorganisasi.
Setidaknya, Alam tercatat tergabung dalam 4 organisasi saat ini.
Yaitu, sebagai Pengurus Besar E-Sport Indonesia (PBESI) Jawa Tengah (sejak Agustus 2022), sebagai Head of Strategy - Global Shapers Semarang di World Economic Forum (sejak Juli 2022), sebagai Deputi Departemen Sumber Daya Manusia di Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) UGM (sejak Maret 2022), dan Ketua Tugas di Indonesia E-Sports Association (IESPA) Jawa Tengah (sejak Februari 2022).
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fersianus Waku, Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya)