"Menurut saya, pemipin itu harus punya public trust karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu, bisa berjalan atau tidaknya suata kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya suatu keputusan."
"Ini adalah modal besar politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia," urai Jokowi.
Sebagai informasi, Jokowi mengenakan baju adat Tanimbar dari Maluku saat menyampaikan pidato kenegaraan.
Jokowi datang didampingi Iriana Jokowi dan tiba di Gedung Nusantara sekitar pukul 08.30 WIB.
Baca juga: Alasan Jokowi Kenakan Pakaian Adat Tanimbar di Sidang Tahunan MPR, Beri Pesan Persatuan
Juga Singgung soal Pilpres 2024
Selain soal pemimpin masa depan, Jokowi juga bicara mengenai Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.
Saat ini kata Jokowi, sudah memasuki tahun politik dan suasana sudah mulai menghangat.
"Kita saat ini sudah memasuki tahun politik. Suasana sudah hangat hangat kuku," kata Jokowi.
Ia mengatakan saat ini sedang tren para elit politik menjadikannya bantalan atau tameng saat ditanya oleh pihak lain mengenai Capres atau Cawapres yang akan diusung.
Mereka menyebut dirinya sebagai Pak Lurah.
"Sedang tren ini dijalankan politisi dan Parpol setiap ditanya Capres dan Cawapresnya jawabannya belum ada arahan Pak Lurah," kata Jokowi.
Awalnya, Jokowi mengaku tidak tahu siapa yang dimaksud Pak Lurah tersebut.
Belakangan ia baru menyadari yang dimaksud Pak Lurah adalah dirinya.
"Saya sempat mikir siapa ini Pak Lurah sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah ternyata saya," ujar dia.
Jokowi pun menegaskan dirinya bukan Pak Lurah, melainkan Presiden Republik Indonesia.
Sebagai seorang Presiden, kata Jokowi, ia tidak memiliki wewenang untuk menentukan Capres dan Cawapres.