TRIBUNNEWS.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir meminta direksi dan komisaris BUMN memperketat rekrutmen pegawai.
Hal tersebut buntut dari penetapan pegawai PT Kareta Api Indonesia (KAI) berinisial DE (28) menjadi tersangka terorisme.
Erick mengatakan, Kementerian BUMN sebagai induk sudah bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menangkal masuknya paham terorisme.
"Kementerian BUMN, kita sudah bekerja sama dengan BNPT, tapi kalau Angkasa Pura, KAI tentu saya tidak bisa mengontrol 100 persen," ungkap Erick, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (17/8/2023).
Erick pun menekankan kepada direksi komisaris agar benar-benar mengetatkan rekrutmen.
"Tetapi, saya sudah tekankan kepada direksi komisaris, harus benar-benar waspada dan harus menguatkan daripada rekrutmen," tuturnya.
Baca juga: Kapolri Sebut Sedang Lakukan Pengembangan Jaringan Oknum Karyawan KAI Terduga Teroris di Bekasi
Selain itu, Erick juga berharap direksi komisaris melakukan proses screening.
"Saya harap, para direksi komisaris melakukan screening, kalau di kementerian (BUMN) alhamdulillah sampai sekarang masih ada," kata Erick.
"Kita negara Pancasila, kita tidak mau negara kita dengan kondisi ekonomi yang bagus malah faktor keamanan tidak menjadi hal-hal yang prinsipiel," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Densus 88 telah menangkap pegawai PT KAI yang terduga teroris DE di daerah Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.
Diketahui, selama sepekan terakhir, Intel Densus 88 sudah mendatangi kompleks perumahan sambil memantau gerak gerik terduga teroris DE sebelum akhirnya ditangkap.
Kemudian, setelah dilakukan penangkapan tersebut, Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris, yakni di Perumahan Persona Anggrek Harapan, Bekasi.
Di dalam rumah itu, ditemukan barang bukti berupa belasan senjata api, bendera berlambang ISIS, dan buku-buku diduga berisi ajaran terorisme.
Wapres Minta Proses Seleksi BUMN Diperketat
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta proses seleksi pada penerimaan pegawai BUMN dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilakukan lebih ketat buntut dari kasus pegawai PT KAI menjadi tersangka terorisme itu.
Ma'ruf Amin menyampaikan, tidak ingin proses seleksi tersebut kebobolan dengan menerima pegawai yang terpapar ideologi terorisme.
"Saya (harap) ke depan tidak ada lagi yang lolos seperti itu."
"Oleh karena itu, seleksi masuk menjadi pegawai pemerintah atau BUMN atau lembaga itu harus betul-betul dilakukan seleksi (ketat)," kata Ma'ruf Amin, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (16/8/2023).
Baca juga: Pegawai KAI Tersangka Teroris Rutin Latihan Tembak di Gunung Geulis hingga Propaganda di Sosmed
DE Disebut Pendukung ISIS
Polisi mengungkapkan DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Karo Penmas Div Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan DE aktif melakukan propaganda di media sosial (medsos) dengan memberikan motivasi untuk berjihad.
"Saudara DE ini merupakan salah satu pendukung jaringan teroris ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan memberikan motivasi untuk jihad," ucap Ramadhan dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (15/8/2023).
Dikatakan Ramadhan, DE mengirimkan sebuah postingan di media sosial berupa digital berisikan teks pembuatan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Baca juga: Respons PT KAI soal Pegawai Terduga Teroris, Janji akan Tindak Tegas jika Terbukti Terlibat
"Pelaku memposting di medsos berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin ISIS," tutur Ramadhan.
Ramadhan juga mengungkapkan, DE memiliki senjata api (senpi) sebanyak 16 pucuk senjata.
Terdiri dari 11 laras pendek dan lima laras panjang.
"Kemudian, pelaku juga memiliki senjata api rakitan dan pabrik, ada 16 pucuk senjata, 11 laras pendek, dan 5 (lima) laras panjang," ungkapnya.
Saat ini, kata Ramadhan, DE telah diamankan oleh Densus 88.
"Tersangka DE telah diamankan oleh Densus 88 dan Densus 88 masih mendalami, mengembangkan kasus ini," pungkas Ramadhan.
PT KAI akan Tindak Tegas
Vice President Publik Relations PT KAI, Joni Martinus, mengatakan PT KAI menghargai proses hukum yang sedang berjalan.
Pihaknya, kata Joni, juga akan menindak tegas karyawannya jika nantinya terbukti terlibat dalam kasus terorisme.
Baca juga: 4 Fakta Pegawai BUMN Terduga Teroris di Bekasi, Berbaiat ke ISIS 2014 Hingga Bersiap Lancarkan Teror
"Terkait dugaan adanya keterlibatan oknum pegawai kereta api Indonesia dalam praktik terorisme, kereta api Indonesia menghargai proses hukum yang sedang berjalan," ungkap Joni, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.
"Manajemen kereta api Indonesia akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme," sambungnya.
Joni menuturkan, PT KAI akan berkomiten untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan.
"Kereta api Indonesia berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integeritas dan nasionalisme," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Rifqah)