Unsur-unsur di dalam peta jalan tersebut antara lain: penguatan kapasitas talenta internal secara sistematis, membuka ruang kolaborasi dengan tenaga profesional dan lintas industri, serta memastikan SDM MCB semakin berorientasi kepada pelayanan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Langkah ini menjadi penting dalam menjaga kelangsungan warisan budaya Indonesia, khususnya dalam menjaga kondisi fisik artefak dan bangunan bersejarah yang Indonesia miliki, sehingga mampu menghasilkan produk pengetahuan yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan wawasan, baik untuk bangsa Indonesia maupun pengunjung luar negeri.
“Ke depannya museum yang berada dibawah naungan MCB bisa beroperasi, bekerja sama dan berkolaborasi dengan komunitas, para tenaga ahli dan pihak swasta, sehingga program museum yang disajikan kepada publik dapat menjadi lebih menarik dan variatif,” jelas Mahendra.
Beberapa unit museum, terutama Museum Nasional Indonesia, menjadi titik tolak untuk rencana revitalisasi tahap awal, mencakup berbagai aspek, termasuk kuratorial, pelayanan, dan fasilitas.
Revitalisasi ini dimulai pada kuartal 3 tahun ini dan akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan tenaga profesional serta kerja sama dengan berbagai ahli.
"Sehingga kami dapat menghadirkan tingkat pelestarian dan pelayanan museum dan cagar budaya yang lebih unggul bagi masyarakat dan pengunjung," katanya.
“Transformasi adalah bagian integral dari perjalanan kami, dan fokus kami akan sepenuhnya tertuju pada usaha perbaikan yang lebih baik. Kami berkomitmen untuk memberikan pengelolaan yang profesional dan sesuai standar dalam pelestarian, pemeliharaan, dan pemanfaatan museum serta warisan budaya nasional. Melalui inisiatif kami, kami akan memastikan bahwa standar dan praktik terbaik diterapkan secara konsisten dalam merawat dan memelihara museum dan cagar budaya di seluruh Indonesia”, tutup Mahendra.