TRIBUNNEWS.COM - Hingga kini, telepon genggam milik pengusaha asal Aceh, Imam Masykur (25), korban penculikan dan penganiayaan oleh oknum TNI AD, belum juga ditemukan.
Pihak kepolisian masih menelusuri keberadaan telepon genggam milik Imam Masykur untuk dijadikan bukti tambahan kasus penculikan dan pembunuhan yang melibatkan oknum Prajurit Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres), Praka RM.
Seperti diberitakan, Imam Masykur meninggal dunia setelah diduga diculik dan dianiaya oleh Praka RM dan dua oknum TNI berinisial Praka HS serta Praka J.
Selain diculik dan dianiaya hingga tewas, Imam Masykur beserta keluarga sempat dimintai uang tebusan sebesar Rp 50 juta oleh para tersangka.
Baca juga: Andika Perkasa Sebut Oknum Paspampres yang Culik dan Bunuh Imam Masykur Harus Diproses Hukum
Imam Masykur dituduh mengedarkan obat-obatan ilegal.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen TNI Hamim Tohari, memastikan pihaknya masih terus menindaklanjuti kasus pembunuhan ini.
"Masih ada perangkat telepon genggam korban yang belum ditemukan, namun kita terus mencari itu sehingga bisa didapat data-data percakapan," jelas Hamim Tohari, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (29/8/2023).
"Sehingga bisa terungkap, barangkali ada hal-hal lain yang melatarbelakangi kejadian ini," imbuh dia.
Hamim Tohari memastikan kasus penculikan, pembunuhan, dan pemerasan ini dipicu masalah ekonomi.
Menurut Hamim Tohari, ketiga tersangka berpura-pura menjadi polisi saat melancarkan aksinya.
Ketiganya berpura-pura menangkap korban yang disebut menjual obat-obatan ilegal.
"Memang saat ini yang lebih mengarah kepentingan ekonomi dengan berpura-pura menjadi aparat penegak hukum, yang kemudian melakukan penangkapan kepada korban yang dianggap pelaku sebagai pengedar obat-obatan," ujar Hamim Tohari.
"Dengan demikian, menimbulkan ketakutan dan dijadikan alat memeras keluarganya dengan meminta uang tebusan," sambungnya.
Baca juga: Oknum Paspampres Culik dan Aniaya Imam Masykur, Koalisi Masyarakat Sipil: Proses di Peradilan Umum!
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan kebenaran soal keterlibatan korban dalam pengedaran obat-obatan ilegal.
Hamim Tohari melanjutkan, Praka RM dan komplotannya melancarkan aksi keji tersebut setelah mendapat informasi dari sejumlah rekan soal aktivitas korban.
Namun, Hamim Tohari belum bisa memastikan siapa sosok pembisik ketiga tersangka.
"Berdasarkan pengakuan tersangka dan saksi, mereka mendapat informasi dari teman-temannya bahwa ada orang yang menjual obat-obatan."
"Mungkin diduga sebagai obat terlarang, sehingga dijadikan sasaran melakukan penculikan dan meminta tebusan kepada keluarga," ujarnya.
Baca juga: Selain Memeras dan Membunuh Imam Masykur, Komplotan Oknum Paspampres Juga Pernah Culik 2 Korban Lain
Korban Lain dari Penculikan Oknum Paspampres
Komandan Pomdam Jaya (Danpomdam Jaya), Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, mengungkapkan ada korban lain yang diculik dan dianiaya oleh oknum Paspampres Praka Riswandi Manik (RM), selain Imam Masykur (25).
Hal ini diketahui dari hasil penyelidikan.
Namun, korban lainnya dibuang di sekitar Tol Cikeas lantaran mengalami sesak napas. Pelaku pun panik dan membuang korban di pinggir tol.
Korban tersebut lantas selamat dan kini diperiksa sebagai saksi.
“Yang diculik dua orang, tapi yang satu dilepas di sekitar Tol Cikeas karena dapati korban napas agak susah, karena takut korban dilepas, itu kami periksa jadi saksi,” jelas Irsyad, Selasa (29/8/2023), dikutip dari Wartakotalive.com.
Untuk diketahui, ketiga pelaku diketahui berasal dari satu angkatan yang sama dan memiliki latar belakang berasal dari Aceh.
Mereka adalah satu prajurit Paspampres, Praka RM, yang merupakan anggota Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan.
Baca juga: Oknum Paspampres Aniaya Pemuda Aceh hingga Tewas, Pengamat Militer: Harus Diadili di Peradilan Umum
Sementara, dua pelaku lainnya adalah prajurit TNI AD, Praka HS, anggota Direktorat Topografi TNI AD dan Praka J, anggota Kodam Iskandar Muda.
Kini, ketiga pelaku telah ditahan di Pomdam Jaya.
Selama di Jakarta, ketiga pelaku melancarkan aksi mereka secara terencana.
Terkait motif ketiga pelaku menculik dan menganiaya korban, Irsyad mengaku belum bisa merincinya.
Pasalnya, para pelaku tak terlalu mengenal korban.
Mereka hanya tahu korban berasal dari komunitas orang Aceh dan berprofesi sebagai penjual kosmetik.
Baca juga: Panglima TNI Minta Oknum Paspampres yang Aniaya Pemuda Aceh Dihukum Berat, Begini Kata Pengamat
Adapun kasus tewasnya Imam sempat viral di media sosial.
Dalam narasi yang beredar, disebutkan Imam sempat diculik sebelum akhirnya dianiaya oleh anggota Paspampres hingga tewas.
Selain itu, oknum Paspampres itu juga sempat meminta uang sebanyak Rp50 juta ke korban.
Video penyiksaan korban di dalam mobil sambil meminta tolong ke keluarga agar segera mengirim uang, beredar di grup WhatsApp masyarakat Aceh.
Dalam video tersebut, terlihat korban dalam kondisi penuh luka.
Korban diketahui juga berulang kali meminta tolong dengan mengatakan agar uang Rp50 juta yang diminta segera dikirim karena sudah dipukuli.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Rifqah) (Wartakotalive.com/Desy Selviany)