TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni membantah Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ditolak menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan setelah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebaliknya, menurut Sahroni, Surya Paloh sejatinya menerima saja, jika nantinya AHY menjadi cawapres Anies Baswedan.
Penjelasan itu disampaikan Sahroni di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/8/2023).
"Enggak lah, mana ada, itu cuma isu aja, toh welcome-welcome aja."
"Kan malah AHY sering ketemu babeh gua sering kok, engga mungkin, itu isu aja," kata Sahroni.
Namun begitu, kata Sahroni, NasDem belum tahu perihal waktu pengumuman cawapres Anies Baswedan.
Termasuk, perihal kapan tim 8 koalisi perubahan kembali melakukan pertemuan.
"Belum, belum, belum, nanti mungkin setelah babeh (Surya Paloh) gua balik dari London," jelasnya.
Sahroni sempat disinggung mengenai pendaftaran capres dan cawapres telah semakin mepet.
Menurut dia, Surya Paloh memang memiliki keunikan tersendiri dalam berpolitik.
"Engga lah, babeh gua kan unik orangnya, die kabur-kabur die, itulah kelakuan babeh gua, jadi susah nebaknya," tandasnya.
Sebelumnya, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengaku mendengar rumor bahwa bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan tak boleh maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).
Informasi itu didapatkannya setelah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 17 Juli 2023.
“Ada rumor dan info yang perlu diklarifikasi kebenarannya bahwa Nasdem terpengaruh info, rumor, yang mengisyaratkan bahwa Anies boleh maju capres, asal tidak berpasangan dengan AHY,” ujar Syarief dalam keterangannya seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (30/8/2023).
Ia lantas mempertanyakan, apakah hal ini yang membuat Anies tak kunjung mengumumkan bacawapresnya.
Padahal, menurut Syarief, hasil berbagai lembaga survei menunjukkan, jika Anies berpasangan dengan AHY maka pasangan calon (paslon) tersebut paling kompetitif dengan paslon lain.
“Namun jika rumor ini benar, maka tidak salah jika Partai Demokrat berasumsi tertundanya pengumuman capres dan cawapres dari KPP adalah karena ada anggota dari KPP yang belum atau tidak teguh pada komitmen dan tidak konsisten memegang teguh piagam koalisi,” papar dia.
Terakhir, ia mendesak agar Anies segera mengambil langkah mengumumkan siapa pendampingnya pada Pilpres 2024.
Upaya itu mesti diambil untuk meningkatkan elektabilitas Anies yang masih terus berada di peringkat ketiga, atau tertinggal dari bacapres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto maupun bacapres PDI-P Ganjar Pranowo.
“Waktu sudah sangat terbatas, maka deklarasi sangat urgent, segera diumumkan untuk saatnya bekerja merebut simpati dan hati rakyat,” kata dia.(*)