News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Saat Baliho Anies dan AHY Dicopot, Demokrat Kecewa Berat

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Baliho bergambar Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sudah beberapa bulan terpasang mulai Kamis, (31/8/2023) malam ditanggalkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ada pemandangan lain di Partai Demokrat Kota Bekasi,
baliho bergambar Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sudah beberapa bulan terpasang mulai Kamis, (31/8/2023) malam ditanggalkan.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Bekasi, Ronny Hermawan mengatakan seluruh baliho Anies dan AHY dicopot.

"Pencopotannya di seluruh daerah Kota Bekasi di 12 kecamatan 56 kelurahan agar dibersihkan semuanya," kata Ronny Hermawan kepada Wartakota, Kamis (31/8/2023) malam.

Baca juga: Duet Anies-Cak Imin Terbongkar, Ketua DPD Demokrat Sumut: Kalau Berkhianat Darahnya Halal

Alasan pencopotan baliho karena Partai Demokrat murka dan kecewa dengan keputusan sepihak Partai Nasdem yang memutuskan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan di pemilu 2024.

"Sudah tadi sekitar sore beberapa jam lalu saya sudah perintahkan kepada seluruh pengurus partai Demokrat Kota Bekasi kepada seluruh caleg pengurus kecamatan kelurahan agar mencopot foto-foto Anies Baswedan yang melekat pada partai Demokrat ini instruksi saya jelas dan sudah mulai bergerak tadi," ucap Ronny saat dihubungi Wartakotalive.com, Kamis (31/8/2023) malam.

Foto Anies dan AHY tersebut sejatinya sebagai cita-cita Demokrat menyandingkan dua tokoh politik itu sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024.

Namun Anies Baswedan dikabarkan tunduk pada Ketua Umum Nasdem yang telah memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden di kontestasi Pilpres 2024.

Anies Baswedan bahkan sudah berkunjung ke Ibunda Cak Imin di Jombang.

Demokrat Merasa Dikhianati

Hal tersebut terungkap dalam keterangan Pers Partai Demokrat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sekaligus anggota Tim 8 Teuku Riefky Harsya.

Dalam surat tersebut Rifky menjelaskan, pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.

Malam itu juga, Capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu.

Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya.

Baca juga: Ikuti DPP, Partai Demokrat Kabupaten Sukabumi Copot Baliho Anies Baswedan

"Ini sangat disesalkan. Kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh," kata Riefky.

"Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar.

Demokrat “dipaksa” menerima keputusan itu (fait accompli). Menyikapi hal itu, Partai Demokrat akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya.

Sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, kewenangan penentuan koalisi dan Capres/Cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai," tuturnya.

Padahal sebelumnya Anies Baswedan disebut sudah menyampaikan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal cawapres pendampingnya ke pimpinan Koalisi Perubahan.

"Capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai Cawapresnya," ujar Riefky.

"Nama Ketum AHY ini telah disampaikan kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai, dalam hal ini langsung kepada Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri dan Ahmad Syaikhu, serta kepada Agus Harimurti Yudhoyono dan Susilo Bambang Yudhoyono, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat," sambung Riefky.

Kemudian, Riefky juga menjelaskan, saat itu seluruh pimpinan partai di Koalisi Perubahan tidak menolak atas nama AHY yang disampaikan oleh Anies.

"Menurut Capres Anies, ketiga pimpinan Parpol menerima putusan tersebut dan tidak ada penolakan," ujarnya.

Malam itu juga, Capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu.

Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya.

"Ini sangat disesalkan. Kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

PKS Masih Tak Percaya Ditinggal Anies Baswedan

PKS masih tidak percaya Partai Nasdem bekerja sama dengan PKB dan menduetkan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar.

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi yakin kedua partai tersebut tidak akan membuat poros baru tanpa melibatkan partainya dan Partai Demokrat.

Menurutnya kerja sama PKS dengan Demokrat dan Nasdem selama ini baik-baik saja.

Mereka juga membentuk Tim 8 yang bertugas menyaring bakal calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengan Anies Baswedan.

Seperti diketahui tiga partai tersebut tergabung dalam Koalisi Persatuan untuk Perubaha (KPP).

Koalisi sepakat mendukung Anies sebagai calon presiden dan memberi wewenang kepada mantan Gubernur DKI itu untuk memilih pasangannya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Anies Baswedan Pilih Muhaimin Iskandar sebagai Wakil Langsung Sungkem ke Ibu Cak Imin

“Enggak bakal bisa bikin poros sendiri. Kita sudah jauh, emosional kita sudah terbentuk, kami kompak dan makin mantap,” ujar Aboe di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Ia mengaku tak mengetahui apakah Nasdem benar-benar tengah menjajaki pembentukan poros baru bersama PKB.

Namun, Aboe mengaku pihaknya terbuka jika PKB ingin bergabung dengan KPP yang diisi Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.

“Semua serba mungkin, bisa,” tutur dia.

Sementara itu melalui rilis yang diterima redaksi Wartakotalive.com, Partai Demokrat mengungkapkan telah ada kesepakatan antara Nasdem dengan PKB untuk mengusung duet Anies dengan Muhaimin Iskandar.

Ketika dikonfirmasi Partai Demokrat, Anies membenarkan hal itu.

Anies bahkan telah sowan dan sungkem kepada ibunda Cak Imin ke Jombang. (Wartakota/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini