Di tengah bencana alam yang bertubi, serta wabah Covid-19 yang “mematikan” (sektor ekonomi maupun nyawa manusia), Komar melihat dari dekat, bagaimana Doni bekerja keras membanting tulang, atas nama keselamatan rakyat.
“Kalau sudah bicara Doni Monardo dan rakyat, saya sangat emosional. Mungkin karena itu saya tak kuasa membendung air mata,” tutur Pangdam IX/Udayana (2017) itu.
Ia pun mengisahkan sepenggal kisah sebagai contoh. Dalam sebuah lawatan tugas penanganan bencana, di atas pesawat, Doni mendatangi tempat duduk para staf dan mengumumkan perlunya rapat setiba di kantor BNPB, Jl, Pramuka, Jakarta Pusat.
Tiba di kantor, Doni langsung menggelar rapat koordinasi. Usai rapat, ia mendadak keluar meninggalkan kantor karena dipanggil menghadap Presiden Joko Widodo.
Esok pagi, harus berjibaku lagi dengan tugas penanganan bencana alam dan non alam.
“Walaupun di belakang kami saling lempar pekik ‘KOMANDO’, tetapi demi mengingat peristiwa saat itu, saya sangat terharu. Beliau berbulan-bulan tidur di kantor, dan diikuti para staf dan orang-orang dekatnya. Covid-19 tidak mengenal libur, maka ia pun tidak meliburkan dirinya untuk sekadar istirahat dan berkumpul keluarga. Sebuah kepemimpinan yang kuat, strong leadership telah ia tunjukkan selama memimpin BNPB,” papar Komar, yang seangkatan Doni di Akademi Militer (angkatan 1985).
Komar dan Doni kerap berada dalam operasi penugasan yang sama, baik di Timor Timor maupun di Aceh kala itu. Bahkan saat tsunami Aceh 2004, keduanya sedang bertugas di Aceh.
Pesan para Penguji
Mengenakan busana promovendus, Komar mengawali sidang dengan presentasinya di hadapan Prof Dr R. Madhakomala, M.Pd (promotor) dan Prof Dr Ir Kazan Gunawan (co promotor). Selain itu, duduk lima orang penguji.
Mereka adalah prof Dr Dedi Purwana, ES, M.Bus (Ketua dan Direktur Pascasarjana UNJ), Prof Dr Hamidah, SE, M.Si (Sekretaris dan Koordinator Program Doktor – Ilmu Manajemen), Prof Dr Cory Yohana, MM (Dewan Penguji), Agung Dharmawan Buchdadi, MM, Ph.D (Dewan Penguji), dan Prof Ir Anoesyirwan Moeins, M.Si, MM selaku penguji luar.
Usai dinyatakan lulus, dan berhak menyandang gelar Doktor di bidang Manajemen SDM, Komar menerima sejumlah kesan-kesan melalui Whatsappnya.
Di antaranya, “Dr Komar hebat kok presentasinya. Lupa-lupa dikit enggak papa pak… enggak ada yang sempurna. Nilainya juga sangat bagus. OK Semoga sukses semua ya, bapak dan keluarga. Amin”.
Komentar penguji yang lain, “Saya bangga dan maklum, atas kegigihan Pak Komarudin… dan rasa humanisme yang begitu besar ditempa dengan pengalaman membela kemanusiaan yang penuh tantangan … membuat perasaan menjadi sensisitif dan mudah tersentuh… semangat… terus untuk perjuangan meningkatkan kualitas SDM …yang bermartabat.”
Ada lagi komentar, “Alhamdulillah pak dan puji syukur pak dengan motivasi yang tinggi akhirnya gelar doktor dapat dicapai. Aamiin. Dan ini berkat dorongan motivasi keluarga dan penguji . Selamat ya pak Doktor Kamaruddin Simanjuntak dan salam buat keluarga.”
Masih ada lagi yang menulis, “Pak Dr Komarudin nanti kalau sudah usia 65 buat buku pak Sejarah bapak dari kecil sampai bisa mencapai doktor di samping tugas di militer. Dan bermanfaat untuk anak cucu. Perjuangan bapaknya dari seorang anak petani bisa jadi jenderal dan juga seorang Doktor ilmu MSDM dan luar biasa pak Dr Kamarudin.”