Respons Nasdem
Sementara itu Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni pun setuju bahwa presiden memiliki data akurat laporan tentang intelijen.
"Itu pasti, tapi apa yang dimiliki oleh Bapak Presiden adalah ruang lingkup atas keinginan yang mungkin data intelijen tidak sesuai, dalam artian mungkin saja laporannya benar, tapi pelaku daripada partai politik kan beda di lapangan," ungkap Sahroni.
Namun, Sahroni menyebut pernyataan Jokowi ini pantas disampaikan karena ia adalah pimpinan negara.
Menurutnya, ini adalah wujud Jokowi netral terhadap kontestasi Pilpres 2024.
"Langkah baik juga yang dilakukan bapak presiden karena selalu Pak Presiden menyampaikan 'Jangan sampai salah memilih pemimpin untuk masa depan'."
"Kapasitas pak presiden sekarang adalah pengen dalam rangkaian Pemilu ini berjalan dengan aman, lancar tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Sahroni.
Apalagi ini dilakukan Jokowi hampir di setiap kesempatan.
"Pak Presiden sendiri kan tidak menyebutkan jangan salah pilih si A salah pilih si B salah pilih C, hanya mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang salah, inilah (watak yang harus dimiliki) sosok pimpinan tertinggi," ungkap Sahroni.
Baca juga: Jokowi: Jangan Takut AI, Teknologi Tak Bisa Kalahkan Manusia
Sebelumnya, Jokowi mengaku tahu semua data soal arah dan langkah partai-partai politik.
Data itu ia peroleh dari Badan Intelejen Negara (BIN) hingga informasi dari luar pemerintahan.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan data itu hanya miliknya seorang.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Relawan Sekretariat Nasional Jokowi di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023).
"Saya tahu dalamnya partai-partai seperti apa, keinginan mereka menuju kemana saya juga tahu."