Dalam pidato pengukuhan, Prof Valina membawakan pidato berjudul Sistem Pemilu dan Penguatan Presidensialisme Pasca Pemilu Serentak 2019.
Melalui pidato ini, Prof Valina menyarankan untuk mengubah sistem pemilu, dari yang proporsional terbuka menjadi proporsional terbuka, untuk digunakan dalam pemilu serentak 2024.
Menurutnya, sistem pemilu langsung saat ini memang di satu sisi dinilai demokratis.
Namun pada sisi lain menutup peluang kader partai dan memberi kesempatan masuknya kader 'instan' dengan modal sosial lebih kuat seperti dana besar dan popularitas.
"Politik transaksional menjadi fenomena terkini di negeri kita. Praktek money politics, vote buying, dan vote trading semakin meluas dan memiliki daya rusak tinggi terhadap voters (pemilih) dan kualitas pemilu kita," ujarnya.
Sebagai seorang guru besar, Valina juga produktif menghasilkan karya tulis.
Dikutip dari Google Scholar, artikel-artikel yang ditulis olehnya telah disitasi sebanyak 489 kali.
Ia mulai menjadi pengajar tetap di FISIP UI sejak 1987 hingga sekarang.
Data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) menunjukkan, Valina memperoleh gelar S3 atau Doktor di UI pada 2006.
Gelar S2 didapatkannya dari kampus yang sama pada 1994.
Ketika masih menjadi mahasiswa S1, ia sempat menjadi asisten Prof Dr Miriam Budiharjo MA pada 1982.
Valinka kemudian lulus sebagai seorang sarjana tahun 1985.
(Tribunnews.com/Deni, Suci Bangun DS)