Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktik bisnis yang mengedepankan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola atau Environmental, Social, and Governance (ESG) yang berkelanjutan terus digulirkan dunia usaha.
Seperti dilakukan emiten PT Venteny Fortuna International Tbkm perusahaan ini berkolaborasi dengan PT Plastic Bank Indonesia (Plastic Bank) untuk mengumpulkan lebih dari 20.000 kg plastik daur ulang agar tidak mencemari lautan sekaligus untuk memberdayakan perekonomian para pemulung dalam mata rantau daur ulang sampah plastik.
Sampah plastik daur ulang yang dikumpulkan inisetara dengan 1.000.000 (satu juta) botol plastik dan akan dijalankan oleh kedua pihak hingga tahun 2024.
Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan wilayah perairan yang lebih luas dibanding wilayah daratan. Sampah plastik di laut merupakan masalah lingkungan di Indonesia yang sangat krusial untuk segera ditangani. Kolaborasi dengan Plastic Bank, sebuah social enterprise yang memiliki misi untuk cegah polusi plastik di laut dan kurangi kemiskinan ini, menunjukan komitmen VENTENY untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat Indonesia, yang sejalan dengan target pemerintah untuk menciptakan laut Indonesia yang bebas sampah plastik di tahun 2040.
Founder dan Group CEO Venteny, Jun Waide mengatakan kerjasama ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk mendukung prinsip-prinsip ESG dalam semua aspek operasional perusahaan.
Baca juga: Perusahaan Jepang Keluarkan Reborn Panel, Teknologi Daur Ulang Materi Tenaga Surya Pertama di Dunia
"Venteny tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak positif yang kami ciptakan untuk lingkungan dan masyarakat, didukung dengan tata kelola perusahaan yang kuat. Kami terus berusaha untuk mengintegrasikan praktik-praktik berkelanjutan dalam setiap tindakan kami, sehingga dapat memberikan kontribusi positif kepada dunia dan masyarakat di sekitar kami," ujarnya dalam konferensi pers penandatanganan kerjasama kedua perusahaan di Jakarta, Selasa 19 September 2023.
Frederick Saman, Country Manager Plastic Bank untuk Indonesia mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi wilayah pesisir pantai di Indonesia yang membutuhkan infrastruktur pengumpulan sampah plastik dan memberdayakan wirausaha lokal untuk mendirikan cabang pengumpulan sampah plastik.
Dia mengatakan, plastik yang dikumpulkan oleh anggota pengumpul di program ini dapat ditukarkan dengan pemasukan tambahan dan berbagai manfaat lainnya seperti asuransi BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, konektivitas digital dan layanan perbankan.
Dia menambahkan, Indonesia merupakan negara penghasil polusi plastik di laut terbesar kedua di dunia.
"Indonesia sangat membutuhkan perusahaan-perusahaan untuk mendukung upaya pengumpulan dan daur ulang plastik di negara ini. Kami sangat senang menyambut VENTENY bergabung dalam misi kami yaitu memberdayakan Social Recycling untuk memberdayakan komunitas guna mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik,” ujar Frederick Saman.
Rizyan Angga, Strategic Partnership Manager PT Plastic Bank Indonesia mengatakan, Plastic Bank saat ini memiliki 14.000 mitra pengumpul plastik (pemulung) di Indonesia dan sejauh ini telah mengumpulkan 50 juta kilogram lebih sampah plastik untuk mencegahnya menjadi cemaran laut.
Angga menekankan, setiap tahunnya Indonesia memproduksi 7,8 juta ton sampah plastik. Dari jumlah tersebut, perusahaannya baru bisa menangani pemungutan sampah plastik daur ulang sebanyak 1.000 ton per bulan.
"Kemiskinan dan sampah plastik memiliki keterkaitan. Di mana ada sampah plastik di sana terdapat kemiskinan warga," ujarnya.
Saat ini Plastic Bank beroperasi di Pulau Jawa, Bali Kalimantan, Sumatera, Sulawesi Selatan dan Batam dengan kantor pusat di Bali.
"Kita sudah tangani 52 juta kg plastik dan 2,62 miliar botol PET, mengelola 14 ribu anggota kolektor sampah plastik, 260 cabang dan sudah mendistribusikan 16.463 voucher belanja ke member masing-masing sebesar 7 dolar AS per member per bulan.
Plastik yang didaur ulang perusahaan ini sebagian dibeli oleh perusahaan lokal dan sebagian diekspor.
Di Bali kita memiliki 100 lokasi lebih untuk pengumpulan sampah. Sampah yang kita kumpulkan kita ekstraksi dan diserap pasar ekspor dan pasar lokal," ungkapnya.