TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengklaim bahwa kemiskinan ekstrem di Indonesia telah turun siginifikan di Maret 2023.
Adapun hal itu disampaikan Muhajir Effendy melalui perwakilannya Deputi VI Kemenko PMK Warsito saat berpidato di acara Rakornas Baznas 2023 di Sultan Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (21/9/2023).
"Dalam penanganan kemiskinan ekstrem pemerintah telah menetapkan beberapa langkah strategis di antaranya pengurangan beban masyarakat," kata Warsito.
Kemudian diungkapkannya jadi strategi pertamanya yakni bagaimana penanganan pengeluaran masyarakat itu berkurang bebannya.
"Cara kita adalah itu, cara yang langsung supaya beban-beban memenuhi kebutuhan pokok terkurangi bebannya," sambungnya.
Kemudian yang kedua dikatakannya, peningkatan pendapatan masyarakat. Bagaimana kemudian didorong ketika pengurangan kebutuhan pokok telah teratasi berikutnya bagaimana mereka bisa meningkatkan pendapatannya.
"Yang tadinya berapa kemudian naik didorong dengan program-program tentunya untuk akselerasi atau peningkatan sumber daya manusianya. Dalam hal ini usia produktif pada keluarga sasaran tadi kemudian terangkat," lanjutnya.
Selanjutnya yang ketiga penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan.
"Penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan dengan pembangunan infrastruktur daya dukung terhadap akses-akses kebutuhan pokok. Mau tidak mau untuk memotong rantai kemiskinan ekstem. Tentunya ada kebutuhan pembangunan infrastruktur terkait sanitasi, air bersih," jelasnya.
Baca juga: Menko Airlangga Tekankan Reforma Agraria untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Penguatan Ekonomi Rakyat
Kemudian Muhajir melalui perwakilannya itu mengklaim jumlah kemiskinan ekstrem di Indonesia turun signifikan pada Maret 2023.
"Oleh karena itu upaya yang telah dilakukan sesungguhnya telah menunjukkan dampak positif. Jadi secara angka kita mendapatkan kemiskinan ekstem telah turun signifikan dari 2,04 persen Maret 2022 jadi 1,12% pada Maret 2023," tegasnya.