Di sisi lain, Reza mengatakan anak-anak Rempang harus dipaksa melihat orang tuanya diperlakukan semena-mena oleh aparat yang semakin melukai hatinya.
Padahal, orang tua anak-anak tersebut hanya berjuang demi mempertahankan tanahnya dari proyek tersebut.
"Dalam kemelut itu, anak-anak menyaksikan bagaimana penguasa memaksa ayah mereka untuk setengah telanjang, berjongkok, lalu diarak dan bentuk-bentuk penanganan intimidatif bahkan nirmanusiawi lainnya."
"Visual sedemikian rupa melukai batin, dan tak mungkin anak-anak Rempang tenang-tenang saja melihat kehina-dinaan ditimpakan ke ayah mereka," ujarnya.
Baca juga: Komnas HAM Dalami Video dari Masyarakat Hingga Selongsong Gas Air Mata Terkait Konflik di Rempang
Lebih lanjut, Reza mengungkapkan memperoleh informasi adanya pusat judi yang bakal dibangun di proyek Rempang Eco City tersebut.
Dia pun mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait hal tersebut.
"Risau saya menyimak bahwa pusat judi pun dikabarkan akan dibangun di Rempang. Entah betul entah tidak, tapi mana kementerian dan lembaga negara yang berpikir sampai ke sana?" pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Relokasi di Pulau Rempang