Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu almarhum Imam Masykur, Fauziah, menceritakan awal dirinya berkomunikasi dengan para tersangka penculik, penganiaya, dan pembunuh anaknya.
Awalnya, kata dia, adik Imam Masykur menelponnya setelah magrib.
Setelah ditelpon, ia kemudian dikirimi video penganiayaan yang dialami almarhum Imam Masykur.
"Ibu nggak sanggup melihat video habis itu berselang beberapa menit ditelepon ke ibu," kata Fauziah usai menghadiri rekonstruksi kasus pembunuhan Imam Masykur di Mapomdam Jaya Jakarta pada Selasa (26/9/2023).
Saat ditelepon, Fauziah tidak menjawab karena tidak mendengar panggilan telepon dari nomor ponsel Imam Masykur saat sedang dalam perjalanan.
Menggunakan nomor Imam Masykur, kata dia, pelaku kemudian menelepon Fauziah untuk kedua kalinya.
Saat itu, ia hanya menjawab singkat.
Baca juga: Pomdam Jaya Bakal Terapkan Pasal Berlapis di Kasus Imam Masykur, Termasuk Pembunuhan Berencana
Fauziah kemudian ditelepon untuk ketiga kalinya.
"Menelepon keempat, ibu (saya) yang nelepon ke sana diangkat sama tersangka," kata dia.
Dalam percakapan tersebut, kata Fauziah, pelaku mengancam dirinya.
Kalimat ancaman pertama yang disampaikan pelaku, kata Fauziah, adalah kalimat 'kirim uang kalau ibu sayang anak ibu, kirim uang'.
Baca juga: Ibunda Imam Masykur Cerita Deti-detik Saat Ditelepon Praka RM Cs, Pelaku Minta Tebusan Rp50 Juta
Mendengar hal tersebut, Fauziah mengiyakan akan mengirim uang ke para pelaku.
"Saya bilang ke mereka, iya saya kirim uang tapi anak ibu (saya) jangan dipukul lagi, sebab kami orang miskin nggak punya uang. Jangankan Rp 50 juta, Rp1.000 pun nggak ada uang, tapi kami usahakan malam ini saya kirim uang'," kata Fauziah.