TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 100 orang tewas dalam insiden kebakaran di sebuah pesta pernikahan di provinsi Nineveh, Irak.
Wakil Gubernur Niniwe Hassan al Allaq mengatakan tepatnya 113 jiwa melayang, sementara 150 orang lainnya terluka.
Awalnya pesta pernikahan itu untuk merayakan hari bahagia pasangan Haneen dan Revan, dan dihadiri sekira 900 orang.
Api membakar ruang acara, dilaporkan setelah kembang api dinyalakan, kata pertahanan sipil setempat.
Saksi mata mengatakan pengantin wanita bernama Haneen dan pengantin pria bernama Revan selamat dari kebakaran setelah laporan awal menyebutkan mereka telah tewas.
Baca juga: Pesta Pernikahan Berujung Maut, Kebakaran di Irak Tewaskan 113 Orang dan 150 Luka-luka
Rekaman video menunjukkan sebelum insiden maut, pasangan Haneen dan Revan tampak menari, namun beberapa saat kemudian potongan material yang terbakar jatuh dari atap.
Saksi mata di lokasi mengatakan gedung itu terbakar sekitar pukul 22.45 waktu setempat.
Salah satu dari mereka yang terluka dalam kebakaran mengatakan:
"(Pengantin) hendak melakukan dansa dan kemudian mereka menyalakan benda ini (kembang api) untuk tarian tersebut dan kemudian terbakar," ujarnya dikutip dari Sky News.
Korban lainnya yang tengah dirawat di rumah sakit mengatakan bahwa banyak pria, wanita dan anak-anak telah meninggal.
"Mereka (pengantin) akan melakukan dansa, jadi mereka menyalakan kembang api. Kembang api itu mengenai langit-langit, sehingga terbakar."
Dia menambahkan seluruh aula terbakar dalam hitungan detik.
Rekaman menunjukkan petugas pemadam kebakaran memanjat puing-puing bangunan yang hangus untuk mencari korban selamat.
Informasi awal menunjukkan bahwa bangunan tersebut terbuat dari bahan konstruksi yang sangat mudah terbakar, sehingga berkontribusi terhadap kebakaran.
Pejabat pertahanan sipil mengatakan bagian luar aula pernikahan dihiasi dengan bahan pelapis yang sangat mudah terbakar dan merupakan tindakan ilegal di negara tersebut.
Sementara mengutip dari BBC, Saksi mata mengatakan ratusan orang berada di sana dan sempat terjebak api.
"Kami lihat apinya berkobar, (banyak orang) keluar dari aula."
"Yang berhasil keluar dan yang tidak terjebak. Yang berhasil keluar pun kebobolan," ujar Imad Yohana (34), salah satu korban selamat.
Tamu pernikahan lainnya, Rania Waad, yang mengalami luka bakar di tangannya, mengatakan bahwa saat kedua mempelai menari kembang api mulai naik ke langit-langit, seluruh aula terbakar.
“Kami tidak dapat melihat apa pun,” kata remaja berusia 17 tahun itu.
"Kami tercekik (asap kebakaran), kami tidak tahu bagaimana cara keluar," ujarnya lagi.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)