TRIBUNNEWS.com - Di tengah penyelidikan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), muncul isu pimpinan lembaga anti-rasuah melakukan pemerasan.
Bahkan, dugaan pemerasan di kasus yang menyeret Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) ini disebut sudah dalam proses pemeriksaan.
Berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews.com, beredar surat pemeriksaan bernomor B/10399/VIII/Res.3.3./2023/Ditreskrimus yang berisikan pemanggilan terhadap sopir Syahrul Yasin Limpo, Heri, dan ajudan SYL, Panji Harianto.
Dalam surat itu, tertulis keduanya diminta mendatangi Polda Metro Jaya pada 28 Agustus 2023, untuk menjalani pemeriksaan dengan Direskrimsus Polda Metro Jaya.
Keduanya dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK terkait penanganan kasus korupsi di Kementan.
Baca juga: Sikap Surya Paloh dan Jokowi Tahu Syahrul Yasin Limpo Hilang, NasDem Sebut SYL Pasti Pulang
Terkait beredarnya surat tersebut, Bendahara Umum NasDem, Ahmad Sahroni, mengaku sudah mengetahuinya.
Sahroni menyebut Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, belum memberikan komentar soal dugaan kasus pemerasan yang disebut-sebut melibatkan pimpinan KPK.
Namun, Sahroni mengatakan Surya Paloh akan berbicara mengenai kasus dugaan pemerasan itu hari ini, Kamis (5/10/2023).
"Baru tahu tadi jam setengah 7 di Kompas, baru lihat, baru tahu," kata Sahroni saat ditemui di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Kamis dini hari, dilansir Kompas.com.
"(Surya Paloh) enggak ada ngomong, tadi ngomongin cuma masalahnya (kasus di Kementan)."
"'Pak, bagaimana petunjuk (dugaan pemerasan)?'. (Kata Paloh) 'belum ada, besok saja (hari ini)."
"Kan saya sesuai arahan Babe (Paloh)" imbuh Sahroni.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Polda Metro Jaya.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, memilih bungkam saat ditemui di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Rabu (4/10/2023).