Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Thomas Nifinluri mengatakan terdapat permasalahan penyediaan air dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan maupun Sumatera Selatan.
Hal ini disampaikan Thomas dalam konferensi pers penanganan karhutla di Arborea Cafe Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jakarta, Sabtu (7/10/2023).
Baca juga: KLHK: Tujuh Provinsi Telah Menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla
"Tadi disampaikan ada permasalahan terkait penyediaan air, ini juga yang terjadi di Kalteng, Sumatera Selatan maupun Kalimantan Selatan," kata Thomas.
Ia mengatakan bahwa kesulitan air yang ada di areal gambut dapat terlihat dari indikasi tinggi muka air tanah yang saat ini berada pada kondisi minus 0,8, dan masuk kategori rawan.
Berkenaan dengan itu KLHK merasa perlu untuk melakukan langkah cepat guna mendekatkan air sehingga upaya pemadaman karhutla di areal gambut bisa optimal.
Baca juga: Hari Ozon Sedunia, KLHK Sentil Produk Pendingin yang Tak Ramah Lingkungan
Langkah yang dilakukan diantaranya mengidentifikasi sumber air yang berada di embung, parit, sungai atau danau. Selain itu juga dilakukan upaya manajemen air, dengan memindahkan air pada daerah yang punya potensi besar menggunakan pompa.
Di sisi lain KLHK juga melakukan identifikasi titik-titik lokasi untuk pembuatan sumur bor.
"Oleh karena itu harus dilakukan langkah cepat bagaimana mendekatkan air ini sehingga untuk melakukan pemadaman di areal gambut," ungkapnya.
"Langkah itu dilakukan antara lain dengan mengidentifikasi sumber air baik yang ada di embung, di parit, di sungai, di danau. Dan juga melakukan upaya water management misalnya untuk memindahkan potensi air dari yang mengandung potensi air banyak melalui pompa," jelas dia.