TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pertemuannya dengan Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan dilakukan Minggu (8/10/2023) malam ini.
Pertemuan ini dilakukan setelah SYL mundur dari jabatannya sebagai Menteri Pertanian.
"Iya, diatur oleh Mensesneg (Pratikno) kemungkinan besok malam," kata Jokowi di Istora Senayan,
Jakarta, Sabtu (7/10/2023).
Jokowi mengatakan lokasi pertemuan keduanya digelar di Istana Merdeka.
Baca juga: Foto Pertemuan Firli Bahuri dan Syahrul Yasin Limpo Diselidiki Polda Metro Jaya
"Iya betul (di Istana Merdeka)," tandasnya.
Sebelumnya rencana Syahrul Yasin Limpo bertemu dengan Jokowi dijadwalkan pada Kamis (5/10/2023) sehari setelah kembalinya SYL dari Spanyol.
Saat itu rencana SYL bertemu Jokowi disampaikan langsung oleh pengacara SYL, Febri Diansyah di NasDem Tower, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Diketahui SYL langsung menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat setelah tiba di Tanah Air, kemarin.
"Besok (hari ini) Pak Mentan akan ke Istana menghadap Bapak Presiden," kata pengacara SYL, Febri Diansyah di NasDem Tower, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Apa yang akan dibicarakan SYL dalam pertemuannya dengan presiden Jokowi nanti?
Saat dikonfirmasi, Febri tak mengungkapkan maksud SYL bertemu Presiden Jokowi di Istana.
"Tadi yang disampaikan kepada kami adalah besok akan menghadap bapak presiden ke istana. Jadi itu yang baru bisa kami konfirmasi," ujar Febri.
Baca juga: Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK Terhadap SYL Naik ke Tahap Penyidikan di Polda Metro Jaya
Namun ternyata pertemuan SYL dengan Jokowi tak terlaksana pada Kamis itu.
Hingga Jumat (6/10/2023) Mentan SYL belum bertemu dengan Jokowi.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana mengatakan belum ada jadwal Presiden Jokowi akan menerima SYL.
"Dari jadwal yang ada, yang agenda resmi presiden belum ada jadwal untuk bertemu dengan Pak Syahrul Yasin Limpo," kata Ari Dwipayana di Gedung Sekretariat Negara, Jumat (6/10/2023).
Ari mengatakan jadwal Presiden Jokowi sangat padat.
Presiden dari pagi hingga sore menghadiri sejumlah rapat terbatas.
"Pagi tadi ada beberapa rapat internal yang diselenggarakan dan juga pada siang hari ini, sore ini ada rapat tentang TPA. Jadi sampai sore ini belum ada jadwal untuk menerima SYL," katanya.
Saat ditanya apakah Presiden Jokowi menolak bertemu dengan SYL, Ari tidak menjawabnya.
Ia hanya mengatakan bahwa Presiden sudah menerima surat pengunduran diri SYL pada Kamis malam.
Presiden sudah menyetujui pengunduran diri tersebut, dan telah meneken Keputusan Presiden (Keppres) mengenai pemberhentian SYL sebagai Menteri Pertanian.
"Kemarin Pak Mensesneg yang menerima suratnya dan tentu setelah itu ada agenda-agenda yang
harus diselesaikan oleh bapak presiden pada hari ini, yang tidak memungkinkan untuk beliau. Yang
penting kan esensinya surat sudah bisa diterima oleh bapak presiden," ujarnya.
Baca juga: Kata Demokrat soal Isu Masuk Kabinet Jokowi Seusai Syahrul Yasin Limpo Mundur
Diketahui, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajukan mundur dari kabinet.
Surat pengunduran diri disampaikan kepada Presiden Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Gedung Sekretariat Negara, Kamis (5/10/2023) petang.
SYL mengatakan bahwa dia memilih mundur dari kabinet karena harga diri jauh lebih tinggi daripada
jabatan.
"Saya orang Bugis Makassar dan rasanya harga diri jauh lebih tinggi daripada pangkat atau
jabatan," kata SYL usai bertemu Pratikno.
SYL meminta dirinya diberi ruang untuk menghadapi kasus yang sedang menjeratnya tersebut.
SYL juga meminta diberi kesempatan untuk menunjukkan bahwa selama ini ia bekerja dengan baik.
"Biarkan saya hadapi ini dan beri saya kesempatan membuktikan bahwa saya terbiasa urus rakyat," katanya.
SYL mengatakan bahwa dirinya siap menghadapi kasus hukum yang menjeratnya tersebut.
Ia selalu memegang teguh nasehat orang tua agar bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan.
"Saya berharap nasehat orang tua saya, nasihat budaya saya dari sana, kalau berani berbuat berani
tanggung jawab dan saya siap bertanggung jawab," ujarnya. (tribun network/reza deni)