Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan kasus penyebaran hoaks alias informasi bohong terkait Pemilu naik tajam.
Dibanding tahun 2022, tahun ini atau 2023 naik 10 kali lipat.
Ia melaporakan, Kominfo di tahun 2022 menemukan 10 hoaks terkait pemilu.
Sementara sepanjang 2023 ini ada 98 temuan hoaks Pemilu.
"Ini artinya terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoaks dibanding tahun lalu," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (28/10/2023).
Secara khusus ungkap Budi Arie, meski terlihat fluktuatif sejak Juli 2023 terjadi peningkatan signifikan dari bulan ke bulan sebelumnya.
Baca juga: Polres Metro Tangerang Kota Gelar Kelengkapan Perorangan Kesiapan Pengamanan Pemilu 2024
Berikut detailnya:
- Januari 1 hoaks
- Februari 1 hoaks
- Maret 8 hoaks
- April 1 hoaks
- Mei 5 hoaks
- Juni 9 hoaks
- Juli 14 hoaks
- Agustus 18 hoaks
- September 13 hoaks
- Hingga 26 Oktober 18 hoaks
Adapun contoh disinformasi yang ditemukan sebagai berikut:
Prabowo gagal mencalonkan diri sebagai presiden setelah MK kabulkan batas usia.
Baca juga: PSMTI Temui Imam Besar Masjid Istiqlal, Suarakan Pemilu Damai
Atau Ketahuan ingin jegal Anies Baswedan KPU Tolak pendaftaran Ganjar sebagai Presiden.
Sementara penyebaran hoaks terbanyak berasal dari platform Facebook yang dikelola oleh Meta.