TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (Sekjen PAN) Eddy Soeparno mengungkapkan PAN tak menaruh rasa kecewa terlalu besar lantaran Erick Thohir gagal menjadi calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Prabowo Subianto.
Sebab, sesuai kesepakatan pada awal membangun Koalisi Indonesia Maju (KIM), PAN menaruh sepenuhnya keputusan cawapres kepada Prabawo Subianto.
Diketahui Prabowo memilih putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai cawapres di Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan Eddy Soeparno saat sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Diketaui sebelumnya PAN terus mendorong agar Erick Thohir bisa menjadu Cawapres pendamping Prabowo di Pilpres 2024.
Eddy mengatakan PAN sangat menghormati apapun kesepakatannya serta melaksanakannya.
Termasuk, akhirnya Gibran dipilih dan didaftarkan ke KPU RI sebagai Cawapres pendamping Prabowo.
Ia juga menceritakan perjalanan pembahasan elite partai politik koalisi Indonesia Maju hingga akhirnya memutuskan nama Gibran sebagai Cawapres Prabowo.
Menang Satu Putaran
Eddy Soeparno mengaku melihat peluang pasangan Prabowo-Gibran menang satu putaran di Pilpres 2024.
Menurutnya, segala sesuatu di dalam politik yang sulit diprediksi bisa terjadi termasuk di Pilpres 2024.
Dia mencontohkan saat Anies Bawedan maju dalam Pilkada DKI Jakarta tetapi memiliki elektabilitas sangat rendah, tiba-tiba bisa mengejar.
Eddy menyebut hal ini juga terjadi pada sosok Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto yang memiliki kemampuan kompetensi dan kapabilitasnya tetapi belum banyak diketahui publik.
Namun, Gibran memberikan keyakinan kepada publik saat deklarasi di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno.
Saksikan video wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra dengan Eddy Soeparno.(Tribun Network)