TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejarah Hari Wayang Nasional 2023, beserta nilai-nilai luhur dan persebarannya.
Hari Wayang Nasional 2023 diperingati setiap 7 November, yang tahun ini jatuh pada Selasa (7/11/2023).
Peringatan Hari Wayang Nasional 2023 diadakan dalam rangka mendorong apresiasi masyarakat terhadap wayang sebagai aset budaya nasional.
Karena mungkin saat ini banyak anak generasi muda yang kurang tertarik dengan budaya wayang nasional.
Lalu bagaimana awal mula diperingatinya Hari Wayang Nasional 2023 ini?
Simak sejarah awal mula diperingatinya Hari Wayang Nasional 2023, yang Tribunnews rangkum berikut ini.
Baca juga: 40 Link Twibbon Hari Wayang Nasional 2023, Beserta Cara Membuatnya
Sejarah Hari Wayang Nasional 2023
Keinginan agar pemerintah segera menetapkan sebuah momentum agar masyarakat pewayangan bisa memperingati hari wayang sudah lama diwacanakan.
Mengutip laman Kemdikbud, peringatan Hari Wayang Nasional pertama kali ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018.
Berdasarkan surat Kepres tertanggal 17 Desember 2018 tersebut, pemerintah resmi menetapkan 7 November sebagai Hari Wayang Nasional.
Presiden Joko Widodo langsung menandatangani Keputusan Presiden tentang penetapan Hari Wayang Nasional di hadapan para perwakilan budayawan dan seniman di Istana Merdeka.
Penetapan tersebut, atas dasar UNESCO menetapkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003.
Kemudian masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO untuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity dengan judul The Wayang puppet theater tertanggal 4 November 2008.
Alasan penetapan UNESCO tersebut adalah karena wayang adalah seni edipeniadiluhung,
Artinya seni yang selain indah juga mengandung nilai-nilai keutamaan hidup.
Baca juga: Bambang Sulistyo: Budaya Wayang Memiliki Relevansi Yang Strategis Terhadap Nilai Kemanusiaan
Penetapan Hari Wayang Nasional berasal dari usulan masyarakat, ekosistem komunitas pewayangan Indonesia melalui Senawangi (Sekretariat Nasional Wayang Indonesia).
Usulan tersebut kemudian diteruskan oleh Kemendikbud, Kementerian PMK dan Setneg.
Penetapan Hari Wayang Nasional adalah momentum puncak kesadaran, persatuan, kecintaan masyarakat wayang Indonesia dalam melestarikan, dan mengembangkannya.
Serta mengkaji wayang dalam sumbangsihnya untuk mewujudkan kebudayaan nasional yang dinamis dan modern.
Diadakannya Hari Wayang Nasional ini diharapkan menjadi pemicu masyarakat pewayangan untuk meningkatkan apresiasi sekaligus menjadi sarana untuk pembentukan jati diri dan karakter bangsa.
Apa itu Wayang ?
Wayang berasal dari kata wewayanganing ngaurip.
Artinya wayang adalah refleksi kehidupan.
Nilai-nilai intangible (tidak berwujud) dari wayang antara lain:
- Memayu-hayu bawana atau membuat tatanan dunia yang damai,
- Jiwa ksatria,
- Budi luhur,
- Kesempurnaan hidup,
- Harmoni
Baca juga: Lewat Wayang Lakon Wahyu Cakraningrat, Hasto Ingatkan Bahaya Pemimpin Sombong
Beberapa nilai tersebut mengandung falsafah Timur yang bisa dikaji untuk memperkaya falsafah Barat.
Sebab Wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya.
Persebaran Wayang dan Jenis-jenisnya
Terdapat tidak kurang dari 100 jenis wayang tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah Indonesia.
Wayang kulit Purwa berkembang pesat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Sementara Wayang golek Sunda berkembang di Jawa Barat, wayang kulit Parwa di Bali.
Selain itu wayang juga berkembang di Nusa Tenggara Barat dengan sebutan wayang Sasak.
Lalu ada Wayang Banjar di Kalimantan Selatan, dan Wayang Palembang di Sumatera Selatan.
Kemendikbud mencatat, ada 60 jenis wayang yang tersebar di Indonesia antara lain:
- Wayang Garing,
- Wayang Beber Kyai Remeng,
- Wayang Beber Pacitan,
- Wayang Kulit Betawi,
- Wayang Suket,
- Wayang Thengul,
- Wayang Wong Mataraman,
- Wayang Wong Sriwedari,
- Dramatari Wayang Wong,
- Wayang Sampir,
- Wayang Catur,
- Wayang Pantun,
- Wayang golek Cepak Indramayu,
- Wayang Golek Lenong betawi,
- Wayang Topeng Tengger,
- Wayang Gung,
- Wayang Menak Sasak,
- Wayang Ajen, Wayang Ceplak,
- Wayang Kulit Majalengka,
- Wayang Landung,
- Wayang Parwa,
- Wayang Sapuh Leger,
- Wayang Wong Parwa,
Baca juga: Sebrangi Eropa ke Asia, dari Istanbul ke Bursa hingga Mengenal Wayang Kulit Turki dan Museum Iznik
- Wayang Kulit Sekar Kedaton,
- Wayang Mbah Gandrung,
- Wayang Rai Wong,
- Wayang Wong Topeng,
- Wayang Kancil,
- Wayang Orang Ngesti Pandowo,
- Wayang Potehi,
- Wayang Obrol,
- Wayang Krucil,
- Wayang Timplong,
- Wayang Topeng Malang,
- Wayang Golek Lebak,
- Wayang Golek Blora,
- Wayang Apem,
- Wayang Gandrung,
- Wayang Kulit Banjar,
- dan Wayang Sukadana.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)