TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan berbicara mengenai dinamika politik yang tengah hangat dibahas publik akhir-akhir ini.
Panda menyinggung etika dari keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bernaung di PDIP, yakni Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Walikota Medan Bobby Nasution.
Pasalnya Gibran sebagaimana diketahui menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari Prabowo Subianto saat PDIP sudah mencalonkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Sementara Bobby belakangan ikut mendukung pencalonan Gibran sebagai bacawapres Prabowo.
Padahal Bobby merupakan kader PDIP.
Panda menyebut jika Gibran dan Bobby punya jiwa ksatria, maka seharusnya mereka lantang menyatakan sikapnya secara terbuka.
Hal itu diungkapkan Panda Nababan saat sesi wawancara eksklusif bersama Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu D Ambarita, di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Senin (6/11/2023) malam.
Panda pun menyinggung Gibran dan Bobby seharusnya mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) sebagai kader PDIP, untuk menunjukkan keduanya memiliki etika.
Dalam kesempatan itu Panda turut menyinggung pesan Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2023 di DPR RI.
Saat itu Jokowi berpesan kepada semua politisi agar berpolitik dengan budi pekerti. Selain itu, Panda juga menepis anggapan jika PDIP tak menaruh hormat kepada Presiden Jokowi dan keluarga.
Justru, dia meyakini partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini sangat menaruh hormat.
Bahkan, merelakan kader yang loyal dan giat bekerja untuk 'dipinggirkan' untuk memberikan karpet merah bagi Gibran dan Bobby maju Pilkada.
Berharap Jokowi di Masa Akhir Jabatannya Menjadi Legenda
Panda masih berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakhiri masa jabatan dengan meninggalkan legacy baik dan jadi salah satu pimpinan legenda Indonesia.
"Harapan kita, semoga di akhir masa jabatannya betul-betul menjadi legenda, menjadi legendaris," kata Panda.
Panda berharap di akhir masa jabatan Jokowi sebagai presiden, tanpa ada opini gila kekuasaan, menginjak-injak demokrasi dan hukum, serta mengintervensi Mahkamah Konstitusi (MK).
"Harapan saya di akhir masa jabatannya ini, bikinlah itu dicintai rakyat, harum, tidak dicemooh, tidak ada kemudian tergambar gila kekuasaan menginjak-injak demokrasi, menginjak-injak hukum, mengintervensi Mahkamah Konstitusi," kata Panda.
Panda pun mewanti-wanti Jokowi bahwa banyak contoh pemimpin di era terakhir masa jabatannya justru hancur akibat perilaku-perilaku yang kebablasan.
"Betul-betul kalau ada kesempatan, mas hati-hati, banyak pemimpin di era terakhirnya hancur semua. Banyak contoh. Di era akhirnya, finishing touchnya, endingnya kebablasan," ungkap Panda.
Simak video lengkap wawancara eksklusif Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu D Ambarita dengan Panda Nababan.(*)