TRIBUNNEWS.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai upaya bantuan kemanusiaan dan diplomasi internasional merupakan langkah yang paling konkret untuk membantu rakyat Palestina.
Ia membandingkan dengan langkah ajakan boikot terhadap produk-produk tertentu.
Menurut PBNU, aksi boikot dinilai tidak efektif untuk menghentikan agresi militer Israel ke Gaza, Palestina.
"Memberikan donasi bantuan kemanusiaan langsung serta usaha pemerintah Indonesia menggalang dukungan internasional di PBB agar serangan Israel dihentikan merupakan langkah yang paling nyata diperlukan untuk membantu meringankan beban penderitaan rakyat Palestina,” kata Ketua PBNU, KH Ahmad Fahrur Rozi melalui keterangan tertulis, Jumat (24/11/2023).
Ahmad mengimbau kepada masyarakat agar bisa berperan serta langsung dalam memberikan donasi bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Jika tidak mampu berdonasi, masyarakat bisa membantu dengan cara berdoa agar serangan Israel ke Palestina dihentikan.
Baca juga: Respons BPJPH soal Gerakan Boikot Produk yang Terafiliasi Israel
"Semoga doa kita dikabulkan Allah. PBNU sendiri secara khusus telah memerintahkan warganya untuk berdoa qunut nazilah," ujar Gus Fahrur.
Mengenai aksi ajakan boikot terhadap produk-produk tertentu, masyarakat Indonesia diminta bijak dalam menyikapi aksi solidaritas tersebut.
Jangan sampai berbuat sesuatu yang justru bisa merugikan bagi masyarakat Indonesia sendiri.
"Seruan itu kan hanya berupa imbauan untuk menekan ekonomi Israel supaya mereka mau berhenti menyerang dan mengakui kedaulatan Palestina," kata dia.
Meski demikian, menurut Gus Fahrur, masyarakat tetap bisa memakai dan mengonsumsi produk-produk tersebut yang memang sudah berlabel halal.
"Barang halal ya tetap halal diperdagangkan, yang dilarang hanyalah upaya mendukung pro zionis,” ujarnya.
Pendapat senada juga disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Masyarakat diminta tetap bijak dan berhati-hati dalam menyikapi aksi solidaritas ajakan boikot terhadap produk-produk tertentu.