TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando soal dinasti politik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuai polemik.
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo turut menanggapi polemik pernyataan Ade Armando tersebut.
Ganjar menilai, tindakan Ade Armando harus dijadikan pelajaran.
"Dia sudah minta maaf, narso dalem sudah menjelaskan, kita belajar saja untuk kita bisa saling menghormati," ujar Ganjar, Selasa (5/12/2023) di Balikpapan.
Buntut pernyataan Ade Armando, DPRD DIY pun mengecam dan bahkan meminta politisi PSI itu untuk diusut oleh kepolisian.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menilai, pernyataan Ade telah melukai hati rakyat Yogyakarta.
Baca juga: Gara-gara Pernyataan Ade Armando, Atribut Hingga Simbol PSI Terancam Dibersihkan dari Yogyakarta
Sehingga menurutnya, polisi perlu pro aktif dalam proses hukum.
"Proses hukum," kata Eko dengan tegas, Selasa (5/12/2023) dikutip dari youTube KompasTV.
"jadi tentu saja setiap tindakan, setiap ucapan ini memiliki konsekuensi dan resiko. Maka ketika telah menuduh penetapan Gubernur dan wakil Gubernur ini tidak seusai kontitusi ini adalah pernyataan yang sesat dan membuat gaduh sekaligus melukai, melecehkan hati rakyat," lanjutnya.
Di sisi lain, Ade Armando kini juga dibayangi sanksi dari partai yang menaunginya, PSI.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menyayangkan pernyataan Ade tersebut.
Grace menyebut PSI telah memberikan teguran untuk Ade.
Ia juga menyinggung soal sanksi yang akan dijatuhkan PSI kepada Ade, mengingat kejadian ini bukan kali pertama terjadi.
"Sedang kita rapatkan (pemberian sanksi), tapi teguran keras sudah diberikan kepada Ade Armando dan beliau langsung membuat pernyataan maaf," ucap Grace, ditemui di Jember, Jawa Timur, Senin (4/12/2023).