Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri beserta seluruh keluarga besar partai merasakan duka cita yang mendalam atas wafatnya Prof Dr Hamka Haq.
Diketahui, Prof Hamka meninggal dunia di usia 71 tahun setelah dirawat selama beberapa waktu di RS Siloam Jakarta.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, kabar wafatnya Prof Hamka Haq membuat suluruh jajaran partai sangat sediih, berduka.
“Dan begitu Ibu Megawati mendengar kabar itu, langsung mengajak semua berhenti sejenak dan mendoakan agar Almarhum diampuni segala dosanya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar Hasto kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).
Hasto mengungkapkan, Prof Hamka Haq adalah seorang pejuang bangsa dan negara serta pejuang partai yang selalu teguh dalam menjaga, mengawal, serta melestarikan nilai-nilai berketuhanan yang berkebudayaan, ketuhanan yang berbudi pekerti luhur sesuai Pancasila.
Baca juga: Profil Hamka Haq, Ketua DPP PDIP Bidang Keagamaan Meninggal Dunia, Pernah jadi Anggota DPR
“Prof Hamka adalah salah satu tokoh yang merancang berdirinya ormas sayap Islam untuk PDI Perjuangan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) di Maret 2007. Prof. Hamka Haq adalah sosok yang selalu mendalami dan mewartakan api perjuangan keislaman Proklamator RI, Ir. Soekarno, sebagai sosok pemimpin yang nasionalis sekaligus relijius,” paparnya.
Lebih lanjut, Hasto menyebut, sebagai Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan YME, Prof Hamka Haq selalu memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, persamaan hak, dan pluralisme dalam setiap lini kehidupan.
“Beliau adalah sosok pemikir Islam yang sejak awal berani mendukung pemikiran bahwa pemimpin perempuan itu halal, dan pemimpin dari non-Muslim itu dibolehkan,” tambahnya.
Baca juga: Profil Hamka Haq, Ketua Bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan YME, DPP PDIP 2019-2024
Lebih jauh, Hasto menilai, Prof Hamka adalah seorang pejuang demokrasi.
Di mana, saat masih aktif di kampus di Makassar, Prof Hamka yang berani di garda terdepan mendampingi gerakan mahasiswa tahun 1998 yang berdemo untuk menuntut mundurmya Soeharto.
Selain itu, Prof Hamka sosok intelektual yang mampu memadukan gagasan Bung Karno dengan Islam.
“Beliau sosok yang rendah hati. Buku-bukunya banyak menginspirasi. Kami sungguh bersedih dan sangat kehilangan. Partai memberikan penghormatan terbaik pada almarhum melalui protokol Partai,” terang Hasto.
“Semoga Allah SWT memberikan almarhum husnul khotimah. Kita semua tentu saja mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran dan keikhlasan atas wafatnya almarhum,” tutup Hasto.