TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, adik Hary Tanoesoedibjo, yang mangkir dari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diberitakan sebelumnya nama Bambang Rudijanto atau yang karib disapa Rudy Tanoe terseret dalam Kasus dugaan korupsi penyaluran bantuan sosial (bansos) beras diduga merugikan keuangan negara sebesar Rp127,5 miliar.
Kasus dugaan korupsi penyaluran bansos beras itu menjerat mantan Direktur Utama PT Bhanda Ghara Reksa (BGR), M Kuncoro Wibowo, sebagai tersangka.
Juga bersama 5 orang lainnya yang ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah tim penasihat PT Primalayan Teknologi Persada (PTP), Ivo Wongkaren; mantan Direktur Komersial PT BGR, Budi Susanto; mantan Vice President Operasional PT BGR, April Churniawan; anggota tim penasihat PT PTP, Roni Ramdani; dan General Manager PT PTP, Richard Cahyanto.
Soal mangkirnya Rudy Tanoe juga telah dikonfirmasi oleh Juru Bicara KPK, Ali Fikri.
"Sejauh ini yang bersangkutan tidak hadir," ujarnya, Kamis (7/12/2023).
Ali mengatakan soal pemanggilan Rudy Tanoe sebagai saksi, kapasitas tersebut lantaran diduga mengetahui, mendengar atau mengetahui suatu peristiwa yang berkaitan dengan tindak pidana.
Baca juga: Kasus Korupsi Bansos: Kakak Hary Tanoe Mangkir Pemeriksaan KPK
"Semua yang dipanggil sebagai saksi karena ada kebutuhan pendalaman lebih lanjut substansi perkara, tetapi, lagi-lagi bahwa kami tidak bisa menyampaikan materi perkara kepada publik," kata Ali.
Lantas siapakah sosok Rudy Tanoe?
Seperti sang adik, Bambang juga dikenal sebagai seorang pengusaha.
Bambang merupakan Komisaris PT Dosni Roha Logistik (PT DRL).
Pria kelahiran Surabaya, pada 16 Januari 1964 ini juga telah melalang-buana memiliki posisi strategis di berbagai perusahaan dengan berbagai bidang.
Rudijanto Tanoesoedibjo adalah CEO dari PT Trinity Health Care (THC) sekaligus Presiden Direktur DNR Corporation.
THC adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum, termasuk impor-ekspor dan pengecer, terutama barang-barang farmasi, peralatan kesehatan, produk konsumer, distribusi, online trading, logistik, dan teknologi informasi yang dijalankan melalui anak perusahaannya.
Adapun, DNR Corporation adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan jasa distribusi, logistik, serta pengiriman barang. Bidang-bidang yang dijalankannya meliputi perdagangan umum, termasuk impor-ekspor, hingga pengecer, terutama barang-barang farmasi, peralatan kesehatan, produk konsumer, distribusi, online trading, logistik, serta teknologi informasi, mengutip Wikipedia.
Rudy Tanoes juga pemegang saham terbesar PT ZBRA.
PT ZBRA sendiri pada awalnya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi (taksi) berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dengan daerah pengoperasian di Surabaya.
Perseroan mengoperasikan taksi Zebra dan menyewakan limousine di Surabaya.
Baca juga: Hary Tanoe: Ganjar-Mahfud Tak Ada Beban Masa Lalu
PT ZBRA memulai usaha komersialnya pada tahun 1987, namun per 30 September 2020, perusahaan ini sudah tidak memiliki unit taksi, ZBRA dialihkan menjadi perusahaan holding yang menjalankan lini bisnis DNR Corporation.
Sampai saat ini Rudy masih menjabat sebagai Direktur di SSI (Store Send Indonesia), BIG (Bisnis Integrasi Global) dan menjadi komisaris di beberapa perusahaan.
Kerjasama dengan Pemprov Lampung
Sementara mengutip lampungprov.go.id, Rudy Tanoe rupanya melebarkan sepak terjangnya membuka peluang kerjasama dengan Pemprov Lampung.
Tepanya pada 2021 lalu, Rudy Tanoe melakukan kunjungan dan diterima langsung oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, di Mahan Agung, Rumah Dinas Gubernur Lampung, Bandarlampung.
Kedatangan Rudy Tanoe ke Lampung di antaranya adalah untuk membicarakan peluang kerjasama dalam memajukan sektor pertanian di Provinsi Lampung, terutama dalam mensukseskan Program Kartu Petani Berjaya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Ilham Rian Pratama)